Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil Setujui Penggunaan Dua Vaksin Ini tapi Tangguhkan Sputnik V Rusia, Kenapa?

Kompas.com - 18/01/2021, 21:47 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

Monica Calazans, seorang perawat berusia 54 tahun, divaksinasi dalam sebuah upacara yang dipimpin oleh Doria. Calazans telah berpartisipasi dalam uji klinis CoronaVac.

Menurut rencana vaksinasi pemerintah federal, ada lebih banyak dosis tersedia. Maka imunisasi diperluas ke orang lain termasuk masyarakat umum, orang berusia di atas 60 tahun dan orang dengan penyakit memiliki penyakit bawaan.

Pemerintah Brasil sedang mempertimbangkan memperpanjang waktu antara penerapan dosis pertama dan kedua imunisasi.

“Tujuannya agar vaksin dapat menjangkau lebih banyak orang dengan cepat,” kata Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello di Manaus pada Senin (18/1/2021).

Kota Manaus di Amazon, adalah ibu kota negara bagian pertama yang sistem kesehatannya runtuh pada 2020 karena pandemi. Wilayah ini sekali lagi mengalami situasi kritis, karena kekurangan oksigen di beberapa rumah sakit.

Para dokter di kota terbesar di hutan hujan Amazon harus memilih pasien Covid-19 mana yang dapat bernapas di tengah persediaan oksigen yang menipis.

Rumah sakit di Manaus, kota terpencil berpenduduk 2,2 juta orang, hanya dapat menerima sedikit pasien Covid-19 baru. Jadi banyak yang menderita penyakit di rumah dan beberapa mati.

Negara bagian Brasil lainnya telah menawarkan untuk menerima pasien untuk meringankan beban sistem kesehatan Manaus.

Sementara Presiden Brasil, Bolsonaro, tertular Covid-19 dan sebelumnya mengatakan tidak berencana untuk divaksinasi.

Hal ini menimbulkan kecurigaan tentang keefektifan vaksin China, yang akan diproduksi secara lokal oleh sebuah lembaga pemerintah di Sao Paulo. Gubernur Doria mengkritik cara Bolsonaro menangani pandemi.

Baca juga: Hasil Uji Coba di Brasil, Vaksin Sinovac Dilaporkan 78 Persen Efektif

Sebelumnya, Pemerintah Kota Sao Paulo juga menimbulkan ketidakpercayaan dengan pengumuman yang membingungkan tentang hasil uji vaksin CoronaVac.

Doria mengumumkan pada 7 Januari bahwa kemanjuran vaksin itu adalah 78 persen untuk pasien ringan dan 100 persen untuk kasus parah.

Namun seminggu kemudian, dalam konferensi pers di mana gubernur tidak hadir, pejabat dari pemerintahannya mengatakan kemanjuran klinis CoronaVac hanya sekitar 50 persen.

Beberapa ilmuwan memperingatkan bahwa tidak cukup data yang dipublikasikan tentang keefektifan atau keamanan vaksin Sinovac. Dikatakan vaksin ini belum diuji pada puluhan ribu orang dalam jenis studi ketat yang dianggap perlu sebelum dilisensikan untuk penggunaan luas.

Namun, otoritas kesehatan global mengatakan vaksin apa pun yang setidaknya 50 persen efektif akan berguna. Indonesia, China, dan Bolivia telah memberikan otorisasi bersyarat untuk CoronaVac.

Halaman:
Baca tentang
Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com