Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil Setujui Penggunaan Dua Vaksin Ini tapi Tangguhkan Sputnik V Rusia, Kenapa?

Kompas.com - 18/01/2021, 21:47 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Regulator Kesehatan Brasil (Anvisa) menyetujui penggunaan mendesak vaksin virus corona buatan Sinovac dan AstraZeneca.

Keputusan ini memungkinkan negara terbesar di Amerika Latin itu memulai program imunisasi yang tertunda tertunda karena perseteruan politik.

Meransir AP pada Minggu (17/1/2021), Brasil saat ini memiliki 6 juta dosis vaksin CoronaVac dari Sinovac, yang siap didistribusikan dalam beberapa hari ke depan.

Sementara 2 juta dosis vaksin yang dibuat oleh AstraZeneca dan mitranya Universitas Oxford masih belum diterima.

“Ini kabar baik bagi Brasil, tetapi 6 juta dosis masih sangat sedikit. Ini tidak akan memungkinkan seluruh populasi yang berisiko mendapat imunisasi lengkap,” kata Ethel Maciel, seorang ahli epidemiologi di Universitas Federal Espirito Santo.

Menurutnya, masih tidak jelas seberapa cepat Pemerintah "Negeri Samba" dapat memperoleh lebih banyak vaksin

Pada Sabtu malam (16/1/2021),  Anvisa menolak pengajuan izin penggunaan vaksin Covid-19 Sputnik V produksi Rusia. Permohonan izin diajukan oleh perusahaan Brasil, Uniao Quimica.

Anvisa memutuskan tidak mengevaluasi vaksin itu, karena tidak memenuhi persyaratan minimum untuk memulai analisis.

Baca juga: RS Kehabisan Stok Oksigen, Warga Brasil Beli di Pasar Gelap

Vaksinasi di Brasil dimulai lebih lambat daripada negara tetangga, seperti Argentina dan Chile. Padahal sistem kesehatan masyarakatnya kuat dan punya pengalaman puluhan tahun dengan kampanye imunisasi.

Proses untuk memberikan dan menyetujui vaksin Covid-19 penuh dengan konflik.

Sekutu Presiden Brasil, Jair Bolsonaro memunculkan keraguan atas keefektifan vaksin Sinovac. Sementara saingan politiknya, Gubernur negara bagian Sao Paulo, Joao Doria mendukung pemberian vaksin segera.

“Persaingan antara Pemerintah Brasilia dengan pemerintah negara bagian menghalangi kerja sama apa pun,” kata Maurício Santoro, profesor ilmu politik di Universitas Negara Bagian Rio de Janeiro.

Gubernur kehilangan posisi kepemimpinan. Tetapi tindakannya berhasil membuat Bolsonaro akhirnya lebih cepat untuk menjamin dimulainya vaksinasi.

“Prioritas vaksinasi adalah para profesional kesehatan di garis depan melawan virus corona. Vaksinasi oleh pemerintah federal akan dimulai pada Rabu,” Menteri Kesehatan Brasil Eduardo Pazuello mengatakan pada Minggu (17/1/2021).

Negara bagian Sao Paulo memulai imunisasi pada Minggu setelah keputusan Anvisa.

Baca juga: Makin Kewalahan, Hampir 40 Persen Pasien Covid-19 Dirawat di Rumah Sakit Brasil Meninggal Dunia

Halaman:
Baca tentang
Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com