RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Regulator Kesehatan Brasil (Anvisa) menyetujui penggunaan mendesak vaksin virus corona buatan Sinovac dan AstraZeneca.
Keputusan ini memungkinkan negara terbesar di Amerika Latin itu memulai program imunisasi yang tertunda tertunda karena perseteruan politik.
Meransir AP pada Minggu (17/1/2021), Brasil saat ini memiliki 6 juta dosis vaksin CoronaVac dari Sinovac, yang siap didistribusikan dalam beberapa hari ke depan.
Sementara 2 juta dosis vaksin yang dibuat oleh AstraZeneca dan mitranya Universitas Oxford masih belum diterima.
“Ini kabar baik bagi Brasil, tetapi 6 juta dosis masih sangat sedikit. Ini tidak akan memungkinkan seluruh populasi yang berisiko mendapat imunisasi lengkap,” kata Ethel Maciel, seorang ahli epidemiologi di Universitas Federal Espirito Santo.
Menurutnya, masih tidak jelas seberapa cepat Pemerintah "Negeri Samba" dapat memperoleh lebih banyak vaksin
Pada Sabtu malam (16/1/2021), Anvisa menolak pengajuan izin penggunaan vaksin Covid-19 Sputnik V produksi Rusia. Permohonan izin diajukan oleh perusahaan Brasil, Uniao Quimica.
Anvisa memutuskan tidak mengevaluasi vaksin itu, karena tidak memenuhi persyaratan minimum untuk memulai analisis.
Baca juga: RS Kehabisan Stok Oksigen, Warga Brasil Beli di Pasar Gelap
Vaksinasi di Brasil dimulai lebih lambat daripada negara tetangga, seperti Argentina dan Chile. Padahal sistem kesehatan masyarakatnya kuat dan punya pengalaman puluhan tahun dengan kampanye imunisasi.
Proses untuk memberikan dan menyetujui vaksin Covid-19 penuh dengan konflik.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan