Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kirim Pengebom B-52 ke Timur Tengah, Iran Beri Kritik Pedas

Kompas.com - 18/01/2021, 17:21 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

TEHERAN, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) kembali menerbangkan pesawat pengebom B-52 ke Timur Tengah.

Iran mengkritik dengan pedas upaya AS tersebut dengan menyebut bahwa lebih baik AS mengalihkan anggaran militernya kepada kesehatan rakyat AS daripada melakukan “intimidasi”.

Komando Pusat AS (Centcom) mengatakan pada Minggu (17/1/2021) bahwa penerbangan B-52 tersebut merupakan bagian penting dari postur pertahanan Centcom.

Manuver terbaru dari “Negeri Uncle Sam” tersebut datang ketika analis keamanan memperingatkan jika Presiden AS Donald Trump dapat mengambil tindakan militer terhadap Iran di hari-hari terakhirnya menjabat.

Pada Minggu juga, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengutuk misi B-52 tersebut di Timur Tengah sebagaimana dilansir dari Al Jazeera.

Baca juga: Perancis Tuduh Iran Kembangkan Senjata Nuklir, Ini Jawaban Teheran

Zarif mengatakan jika langkah itu merupakan upaya untuk mengintimidasi Teheran, maka AS lebih baik menghabiskan anggaran militernya untuk kesehatan rakyat AS.

"Meski kami belum memulai perang selama lebih dari 200 tahun, kami tidak malu untuk menghancurkan para penyerang," kata Zarif di Twitter.

Sebelum AS melakukan manuvernya, Garda Revolusi Iran telah melakukan uji coba rudal dan drone-nya.

Aksi tersebut merupakan unjuk kekuatan dari Garda Revolusi Iran keempat kalinya dalam kurun waktu dua pekan.

Di sisi lain, penerbangan B-52 itu adalah kelima kalinya dalam beberapa pekan terakhir yang dilakukan oleh AS. Komando Pusat AS mengatakan awak pesawat berhasil menyelesaikan misinya.

Baca juga: Iran Uji Coba Rudal Balistik Lagi, Mampu Jangkau Samudra Hindia

Ketegangan memuncak

Ketegangan antara AS dan Iran semakin memuncak setelah pembunuhan ilmuwan nuklir top Iran Mohsen Fakhrizadeh di Teheran pada November 2020.

Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh Israel, sekutu AS di wilayah itu, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan Fakhrizadeh.

Rouhani juga bersumpah akan membalas dendam atas kematian Fakhrizadeh.

Sebelumnya, seorang jenderal top Iran, Qasem Soleimani, juga terbunuh dalam sebuah serangan pesawat nirwak AS di Baghdad, Irak pada Januari 2020.

Baca juga: Pengawal Revolusi Iran Gencar Latihan Militer di Tengah Ketegangan Tinggi dengan AS

Pada peringatan kematian Soleimani 3 Januari lalu, hubungan antara Washington dan Teheran sangat terasa aroma permusuhannya.

Ketegangan tersebut merupakan pekerjaan rumah tersendriri bagi Presiden AS terpilih Joe Biden yang akan dilantik pada Rabu (20/1/2021).

Biden pernah mengatakan bahwa dia berencana untuk membawa AS kembali ke dalam kesepakatan nuklir Iran yang ditandatangani pada 2015.

Pada 2018, Trump menarik AS dari kesepakatan tersebut dan secara sepihak memberikan sanksi kepada Iran.

Baca juga: Di Depan Kapal Selam AS, Iran Pamerkan Peluncuran Rudal Jelajahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com