Reuters tidak dapat menentukan apakah Haswani mengendalikan Savaro, yang mungkin memberikan indikasi kemungkinan keterlibatannya dalam pengadaan amonium nitrat yang meledak di Beirut.
Imad Khoury menolak dikaitkan dengan Savaro. Menurutnya di London, banyak perusahaan didaftarkan oleh Savaro, bukan hanya miliknya," katanya kepada Reuters.
"Aku tidak tahu Savaro yang ini."
Mudalal Khoury mengatakan tidak masuk akal menyalahkan ledakan Beirut pada sebuah perusahaan yang terdaftar di alamat London, di mana banyak lainnya juga terdaftar.
Reuters tidak dapat menghubungi Haswani untuk dimintai komentar. Putranya mengatakan bahwa ayahnya tidak mungkin mengomentari tuduhan terkait dengan bahan kimia tersebut karena itu "benar-benar tidak masuk akal".
Baca juga: Mantan PM Lebanon dan Sejumlah Menteri Didakwa atas Ledakan Beirut
Penemuan tentang kemungkinan hubungan antara Savaro dan para pengusaha Suriah telah menimbulkan pertanyaan. Beberapa orang di Beirut menanyakan tentang apakah amonium nitrat, yang digunakan untuk pupuk tetapi juga bahan peledak, mungkin ditujukan untuk Suriah.
"Kami ingin ini diselidiki," kata Youssef Lahoud, pengacara yang mewakili sekitar 1.400 korban ledakan itu, kepada Reuters.
"Ini mungkin tidak membawa kita kemana-mana atau mungkin mengurai benang masalah, tapi kita harus menindaklanjutinya."
Menteri Kehakiman Lebanon Marie Claude Najm mengatakan kepada Reuters, laporan tersebut harus diselidiki.
Prosesnya harus seperti halnya tuduhan lai terkait dengan penyelidikan yang sedang berlangsung atas ledakan itu. Kini prosesnya berada di tangan hakim penyelidik dan dirahasiakan.
Daftar Companies House mengidentifikasi seorang warga negara Siprus, Marina Psyllou, sebagai direktur dan pemilik mayoritas Savaro sejak 2016.
Psyllou mengatakan kepada Reuters melalui email pada Jumat bahwa dia tidak mengelola atau memiliki Savaro. Dia tidak menanggapi pertanyaan tentang Haswani.
Baca juga: Pelabuhan Beirut Lebanon Terbakar Lagi, Api dari Kontainer Minyak
Ledakan Beirut menewaskan 200 orang, melukai ribuan orang dan menghancurkan seluruh lingkungan. Pelabuhan.
Para pejabat mengatakan bahan kimia itu terbakar setelah disimpan di pelabuhan dalam kondisi buruk.
Catatan pengiriman menunjukkan, sebelum berhenti tak terjadwal di Lebanon pada akhir 2013, Amonium nitrat dimuat ke sebuah kapal bernama Rhosus di Georgia.
Sekal itu, bahan berbahaya tersebut tidak pernah lagi dipindahkan. Hal ini masalah dalam sengketa hukum.
Perusahaan Mozambik yang memesan nitrat, FEM, telah mengatakan memesan pengiriman melalui Savaro Ltd.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.