WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Badan penegak hukum Amerika Serikat (AS) sedang mengecek personel Garda Nasional, untuk memastikan tidak ada pembangkang saat pelantikan presiden terpilih Joe Biden.
Hal tersebut disampaikan jenderal bintang empat Daniel Hokanson, yang mengepalai Biro Garda Nasional, pada Minggu (17/1/2021).
Sebab, saat penyerbuan Capitol Hill 6 Januari lalu ternyata ada beberapa perusuh yang terkait dengan militer, baik di masa lalu atau saat ini.
Baca juga: Siaga 24 Jam, Gedung Capitol Berubah Jadi “Barak” Garda Nasional AS
"Dalam koordinasi dengan Paspampres dan FBI, mereka mengecek semua personel yang masuk," kata Hokanson saat ditanya CBS News.
Kantor berita AFP melaporkan, sebagian besar wilayah Washington DC kini menyerupai benteng zona perang.
Banyak daerah pusat kota yang ditutup, pagar kawat berduri dibentangkan, dan sekitar 25.000 tentara Garda Nasional dikerahkan ke ibu kota AS tersebut.
Dalam sepucuk surat baru-baru ini kepada semua tentara AS, Kepala Staf Gabungan berkata ke para anggotanya, bahwa kerusuhan 6 Januari tidak sejalan dengan aturan hukum.
Ia menambahkan, tentara harus menegakkan nilai-nilai dan cita-cita bangsa.
Baca juga: Amankan Pelantikan Joe Biden, 20.000 Garda Nasional Dikerahkan
Kendaraan lapis baja dicuri dari fasilitas Garda Nasional di pinggiran Los Angeles, beberapa hari sebelum pelantikan Joe Biden.
FBI lalu menawarkan hadiah 10.000 dollar AS (Rp 141 juta) bagi siapa pun yang menemukan Humvee militer seharga 120.000 dollar AS (Rp 1,7 miliar) tersebut.
Kendaraan kamuflase hijau yang dicuri itu memiliki 4 pintu, berplat nomor 4OBSBHQ6.
Nomor administrasi Humvee WV57TO-HQ06/M1165A1 dan nomor registrasinya adalah NZ311R.
FBI juga memperingatkan bahwa mencuri fasilitas militer akan mendapat hukuman maksimal 10 tahun penjara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.