Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Bersenjata Serang Kamp Pengungsi di Sudan, 80 Orang Tewas

Kompas.com - 18/01/2021, 12:11 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber VOA News

KOMPAS.com – Sekelompok pria bersenjata menyerang kamp pengungsi dan tempat lain di Sudan dan membunuh sedikitnya 80 orang.

Kelompok tersebut menyerang kamp pengungsi Krinding dan di tempat lain di Genena, Ibu Kota Negara Bagian Darfur Barat pada akhir pekan ini.

Gubernur Darfur Barat, Mohamed Abdallah Al Douma, mengatakan pihaknya kini telah mengerahkan ratusan tentara di seluruh negara bagian untuk memulihkan keamanan.

Douma mengatakan, permasalahan dimulai pada Jumat (15/1/2021) ketika seorang anggota Suku Masalit membunuh seorang anggota Suku Arab karena masalah pribadi.

Baca juga: Sudan Resmi Tanda Tangani Perjanjian Normalisasi dengan Israel

Pembunuh akhirnya ditangkap lalu jaksa penuntut umum negara bagian membuka penyelidikan atas apa yang terjadi sebagaimana dilansir dari VOA.

Douma menambahkan, orang-orang bersenjata dari berbagai wilayah di Darfur merencanakan dan melancarkan apa yang tampaknya seperti serangan balas dendam pada Sabtu (16/1/2021).

"Dan saya tidak mengetah apa motivasinya menyerang kamp (pengungsi)," kata Douma kepada South Sudan in Focus.

"Tapi mereka membakar lebih dari sepertiga kamp dan membunuh sejumlah orang yang masih kami hitung," imbuh Douma.

Baca juga: AS Resmi Hapus Sudan dari Daftar Negara Pendukung Teroris

Ribuan pengungsi lantas melarikan diri dari kamp karena adanya kekerasan tersebut. Douma mengatakan para penyerang juga melakukan penjarahan.

Dia mengatakan kepada South Sudan in Focus bahwa Darfur Barat dibanjiri senjata api, senapan mesin, dan bahkan artileri berat, yang semuanya digunakan selama serangan itu.

“Itulah mengapa kami sangat perlu melucuti semua warga sipil di negara bagian ini dan tidak hanya mencoba mengumpulkan senjata api atas dasar sukarela, itu tidak akan berhasil," tutur Douma.

"Kami perlu melucuti senjata orang. Ada sejumlah senjata yang menakutkan di tangan warga sipil,” imbuh Douma.

Baca juga: Lahan Pertanian Osama Bin Laden di Sudan Akhirnya Disita

Dia menambahkan bahwa kesepakatan damai yang ditandatangani di Juba pada Oktober 2020 tidak dapat dilaksanakan kecuali warga sipil di Darfur Barat dilucuti.

Misi penjaga perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa-Uni Afrika di Darfur (UNAMID) mulai menarik diri dari wilayah tersebut pada akhir Desember 2020 karena misinya untuk melindungi warga sipil telah berakhir.

Jaksa Agung Sudan Taj al-Ser Ali al-Hebr mengatakan kepada VOA dari Khartoum bahwa kantornya mengirim tim jaksa dan penyelidik ke negara bagian Darfur Barat.

Tim tersebut dikirim untuk membuka kasus kriminal terhadap para pelaku kekerasan pada akhir pekan lalu.

"Itu adalah komite yang saya bentuk yang akan pergi dan menyelidiki insiden ini sebagai kejahatan, dan terdiri dari empat jaksa penuntut yang sangat berpengalaman dalam penyelidikan kriminal,” kata al-Hebr.

Baca juga: Mantan PM Sudan Sadiq Al-Mahdi Meninggal Setelah Terinfeksi Covid-19

“Mereka akan mencari tahu siapa yang melakukan kekerasan ini dan apa alasan di baliknya,” imbuh al-Hebr.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber VOA News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com