Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadi Kematian Driver Ojek Online Makanan di China Selama Pandemi Covid-19, Perusahaan Disalahkan

Kompas.com - 18/01/2021, 08:22 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber ABC News

BEIJING, KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan e-commerce besar China, di antaranya Pinduoduo dan Alibaba Group tengah menjadi sorotan, karena pekerja yang tewas diduga karena kebijakan tak manusiawi di masa pandemi Covid-19.

Sejak pandemi Covid-19 melanda di China, kebutuhan barang makanan dipenuhi oleh pasukan ojek online, meliputi berton-ton sayuran, beras, daging, popok, dan persediaan lainnya.

Apalagi ketika China memberlakukan lockdown di musim dingin, permintan melonjak, membuat ojek online kerja keras, bos-bos perusahaan semakin mendulang untung.

Untuk pekerja kerah putih di industri teknologi, gaji lebih baik dari pada di beberapa industri, tetapi bagi pekerja ojek online harus bekerja 12 jam sehari, bahkan lebih, dengan hasil sering kali tidak sepadan.

Melansir ABC News pada Minggu (17/1/2021), kematian 2 karyawan ojek online makanan Pinduoduo menarik perhatian publik.

Baca juga: Beli Gaun Pernikahan Secara Online, Calon Pengantin Ini Kecele

Kematian mereka menimbulkan dugaan bahwa mereka terlalu banyak bekerja.

Sebagai indikasi keprihatinan tingkat tinggi, Kantor Berita resmi pemerintah, Xinhua menyerukan jam kerja yang lebih pendek.

Digambarkan jam kerja lembur yang panjang dengan mengorbankan kesehatan karyawan sebagai operasi "ilegal".

Kekhawatiran baru atas kondisi kerja yang mengerikan para ojek online juga muncul ketika sebuah video beradar di media sosial China.

Seorang driver ojek online di Ele.me, bagian dari raksasa e-commerce Alibaba Group, membakar dirinya sendiri karena menuntut gaji yang belum dibayarkan.

Kontroversi tersebut merupakan pukulan bagi citra industri teknologi yang mengubah ekonomi China dan menciptakan lapangan kerja baru.

Baca juga: Tipu 20-an Wanita di Tinder, Lelaki Berjuluk Gigolo 2.0 Bobol Kartu ATM untuk Belanja Online

Selama puncak pandemi Covid-19, kekayaan terbesar, di antaranya didulang pendiri Alibaba Jack Ma dan pendiri Pinduoduo Colin Huang, karena belanja konsumen online meningkat pesat.

Dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial China, driver ojek online berusia 45 tahun, Liu Jin menuangkan bensin dan membakar dirinya sendiri.

Ia melakukan aksi itu di luar stasiun distribusi untuk Ele.me di kota timur Taizhou, berteriak bahwa dia meminta gajinya.

Sontak orang-orang yang melihatnya segera memadamkan api dan membawanya ke rumah sakit, di mana dia dirawat karena luka bakar tingkat tiga di tubuhnya.

Rincian keluhan Liu tidak dapat diverifikasi dan Ele.me tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Secara terpisah, seorang driver ojek online berusia 43 tahun pingsan saat bekerja dan meninggal pekan lalu saat mengantarkan makanan untuk Ele.me.

Baca juga: Beli Bendera Online, Wanita Ini Malah Dapat Tes Swab Covid-19 Bekas

Perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan memberikan 600.000 yuan (Rp 1,3 miliar) kepada keluarga driver ojek online dan meningkatkan perlindungan asuransi untuk driver ojek online.

Ele.me menyatakan "belum berbuat cukup banyak dalam hal asuransi kematian karena kecelakaan, dan perlu berbuat lebih banyak."

Di perusahaan Pinduoduo, yang terkenal karena menawarkan jasa yang murah, seorang driver ojek online makanan bermarga Tan bunuh diri setelah mengambil cuti untuk kembali ke kampung halamannya.

Kejadian itu, kurang dari 2 pekan setelah seorang driver ojek online berusia 22 tahun bermarga Zhang di Urumqi pingsan, saat berjalan pulang dari tempat kerja dengan rekan kerja, dan kemudian meninggal.

Pinduoduo, perusahaan e-commerce terbesar ketiga di China, merilis pernyataan yang mengatakan pihaknya memberikan bantuan dan dukungan kepada keluarga dari 2 karyawan yang meninggal.

Baca juga: Aplikasi Error, 42 Driver Datang Barengan Antar Makanan ke 1 Rumah

Otoritas Shanghai juga sedang meninjau jam kerja, kontrak, dan kondisi lain di perusahaan.

Kematian tersebut menimbulkan protes di media sosial, dengan banyak orang curiga bahwa itu adalah akibat dari kerja berlebihan.

Mereka juga menghidupkan kembali debat nasional tentang apa yang disebut budaya kerja "996" di sektor teknologi, di mana karyawan sering bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam selama 6 hari sepekan.

Perusahaan terkadang memberikan bonus besar kepada beberapa karyawan, membujuk mereka untuk bekerja lebih lembur.

"Kita harus berusaha untuk berhasil dalam mengejar impian, tetapi hak dan kepentingan yang sah dari para pekerja tidak dapat diabaikan atau bahkan dilanggar," kata Kantor Berita Xinhua milik negara dalam sebuah unggahan di situs microblogging, Weibo.

Baca juga: 16 Driver Kena Prank Order Fiktif, Antar Makanan Total Lebih dari Rp 500.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ABC News
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Global
Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Global
Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Global
Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Global
Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Global
Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Global
Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Global
Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Global
[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

Global
Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Global
Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Global
Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Global
Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com