Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Gunakan Vaksin Covid-19 Dalam Negeri untuk Vaksinasi Massal Mulai Juli

Kompas.com - 18/01/2021, 05:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

NEW DELHI, KOMPAS.com - Menggunakan vaksin buatan dalam negeri, India menargetkan vaksinasi 300 juta orang pada akhir Juli.

Perdana Menteri Modi menyatakan bahwa politisi tidak akan masuk dalam kategori prioritas penerima vaksin, sebagaimana yang dilansir dari DW Indonesia pada Sabtu (16/1/2021).

India meluncurkan program vaksinasi virus corona SARS-CoV-2 besar-besaran pada Sabtu (16/1/2021), dengan dua vaksin yang diproduksi secara lokal.

 

Perdana Menteri India, Narendra Modi, secara resmi memulai kampanye vaksinasi yang ia sebut sebagai "terbesar di dunia" ini dalam sebuah pidato melalui video kepada publik.

Baca juga: Netizen Malaysia Iri Vaksinasi Covid-19 di Indonesia dan Singapura Lebih Cepat

"Biasanya, butuh waktu bertahun-tahun untuk membuat vaksin, tetapi dalam rentang waktu yang singkat, tidak hanya satu, tapi dua vaksin 'Made in India' sudah siap," ujar Modi dalam pidatonya yang disiarkan secara langsung.

DW yang menyaksikan pidato itu melaporkan, Modi menekankan pentingnya memvaksinasi para pekerja garis depan.

Kantor berita Jerman, dpa, melaporkan bahwa India berencana untuk memvaksinasi 300 juta orang - jumlah yang hampir sama dengan seluruh populasi Amerika Serikat - pada akhir Juli.

Baca juga: Berpenduduk 1,3 Miliar, Begini Cara Vaksinasi Covid-19 di India

Seperti apa rencananya?

Pada hari pertama, tiap 100 orang dari 3.006 pusat pemerintahan di seluruh negeri akan divaksinasi. Setiap vaksinasi akan memakan waktu sekitar 30 menit.

Sekitar 30 juta perawatan kesehatan dan pekerja garis depan, seperti petugas sanitasi dan keamanan, akan menjadi yang pertama menerima vaksin Covid-19.

Kelompok berikutnya adalah orang berusia di atas 50 tahun, atau yang dianggap sebagai individu berisiko tinggi karena kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.

"Program vaksinasi ini didasarkan pada prinsip kelompok prioritas yang akan divaksinasi dan petugas kesehatan, baik di sektor pemerintah maupun swasta termasuk pekerja ICDS (Integrated Child Development Services) akan menerima vaksin pada tahap ini," ungkap pemerintah melalui siaran pers.

Dalam jangka waktu enam hingga delapan bulan mendatang, India berencana untuk memvaksinasi sekitar 300 juta orang dengan dua dosis vaksin Covid-19.

Perdana Menteri Modi sendiri tidak akan divaksinasi pada hari Sabtu, dan telah menyatakan bahwa politisi tidak akan masuk dalam kategori prioritas.

Baca juga: Setelah Vaksinasi, Apakah Manusia Sudah Tidak Dapat Menularkan Covid-19?

Apa tantangan utamanya?

Selama beberapa percobaan yang dilakukan oleh staf pemerintah, logistik untuk upaya vaksinasi telah berhasil didistribusikan.

Namun, sistem kesehatan publik India yang lemah dan konektivitas transportasi yang rendah ke beberapa bagian negara bagian telah menimbulkan kekhawatiran tentang efektivitas pelaksanaan program raksasa ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com