WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Penyelidik dari Kementerian Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengatakan, mereka belum menemukan bukti bahwa para perusuh Capitol Hill bermaksud menangkap dan membunuh anggota parlemen.
Sebelumnya, jaksa penuntut meyakini massa pendukung Presiden AS Donald Trump hendak menangkap dan membunuh pejabat terpilih dalam insiden kerusuhan Capitol Hill pekan lalu.
Laporan itu tertuang dalam dokumen pengadilan terbaru pada Kamis malam (14/1/2021) waktu setempat, yang diajukan oleh para pengacara Kementerian Kehakiman.
Baca juga: Seorang Pria Ditangkap Dekat Capitol AS karena Membawa Pistol dan 500 Butir Amunisi
Mereka meminta penahanan terhadap Jacob Chansley dari Arizona, AS, penganut teori konspirasi QAnon yang berdandan sebagai dukun bertanduk di meja Wakil Presiden AS Mike Pence.
Klaim tersebut dibuat dengan argumen untuk mencegah pengadilan memberikan jaminan kepada Chansley alias Jake Angeli.
Foto-foto Chansley sendiri tersebar luas di dunia maya karena bertelanjang dada dan mengenakan tanduk saat masuk ke Gedung Capitol.
Baca juga: Kerusuhan Capitol Hill Dirancang Sejak Jauh-jauh Hari, Polisi Kecolongan
Namun pada Jumat (15/1/2021), jaksa penuntut mencabut klaim tersebut sebagaimana dilansir dari AFP, Minggu (17/1/2021).
Pasalnya, Kementerian Kehakiman AS mengatakan, meski beberapa pendukung Trump berteriak ingin menangkap Pence, belum ada bukti yang menunjukkan adanya upaya serius untuk melakukannya.
Jaksa AS untuk Distrik Washington DC yang mengawasi penyelidikan penyerbuan Gedung Capitol, Michael Sherwin, mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa tidak ada bukti langung atas upaya pembunuhan.
Baca juga: Penyerbuan Capitol Hill Disebut Terencana dan Dibantu Orang Dalam, Ini Buktinya...