Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netizen Malaysia Iri Vaksinasi Covid-19 di Indonesia dan Singapura Lebih Cepat

Kompas.com - 17/01/2021, 11:12 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Ramai di media sosial Twitter, publik Malaysia mengkritisi kerja pemerintahannya dalam menyediakan vaksin Covid-19 di dalam negeri.

Mereka menyoroti tindakan vaksinasi Covid-19 di Indonesia dan Singapura yang cepat dibanding Malysia.

Di Indonesia pada Rabu (13/1/2021), Presiden Joko Widodo yang menjadi orang pertama mendapatkan suntikan Covid-19 dari Sinovac.

Hal itu menandai dimulainya proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia pada tahap pertama, yaitu pada golongan orang-orang yang mendapatkan prioritas.

Baca juga: Paus Fransiskus dan Paus Benediktus XVI Terima Vaksin Covid-19

Di Singapura, Perdana Menteri Lee Hsien Loong telah menerima vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech pada Jumat (8/1/2021) di Singapore General Hospital atau Rumah Sakit Umum Singapura (SGH).

Lee menjadi salah satu penerima awal vaksin untuk membuktikan kepada warganya bahwa vaksin aman untuk disuntikan.

"Coba kalian bayangkan dalam vaksin Covid-19 sudah sampai di Singapura dan pekan ini sudah sampai juga ke Indonesia. Tapi, Malaysia baru akan meluluskan?" ujar @IbrahimMatlsa, salah satu netizen Malaysia.

"Kegilaan apa Malaysia ini, entahlah! Menteri pun gila sudah," imbuh pria itu.

Baca juga: [VIDEO] Mengintip Fasilitas Pembuatan Vaksin Covid-19 di China

Seorang lainnya dengan akun @PisauKarat mengunggah foto berita yang melaporkan vaksinasi yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dari dari Bernama dan PM Singapura dari The Straits Times.

Sambil ia berkomentar, "(Vaksin Covid-19) Indonesia sudah, Singapore sudah, Malaysia belum selesai juga dengan birokrasinya. Mungkin pertikaian soal komisi belum selesai," lontar @PisauKarat.

"Tak apa kita tunggu. Semoga komisinya dibagi sama rata agar cepat selesai dan rakyat cepat dapat vaksin Covid-19," tandasnya.

Baca juga: Presiden Turki Erdogan Disuntik Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac

Seorang pengguna Twitter lainnya dengan akun @rajabahrinshah, menyebut soal vaksinasi Covid-19 di Indonesia dalam thread yang berjudul "Waktu Covid-19: Perlu Wakil Rakyat Bukan Wakil Politik".

Pria yang menyebutkan dirinya adalah seorang ahli dewan negara (senator) awalnya menerangkan bahwa saat ini Malysia berada dalam situasi yang genting karena kasus Covid-19 semakin tinggi, mencapai 131.108 dan angka kematian 537, pada Sabtu (9/1/2021).

"Rakyat ingin tahu kenapa vaksin Covid-19 lambat dibeli dan diterima Malaysia, sementara Singapura negara yang kecil telah siap terima dan Indonesia dengan ratusan juta rakyat akan menerima vaksin dalam waktu dekat?" ungkap @rajabahrinshah pada thread ke-8.

Baca juga: Pfizer Mengurangi Pengiriman Vaksin ke Eropa untuk Sementara Waktu

Pada thread sebelumnya, ia mengatakan, "Rakyat pada saat ini amat memerlukan wakil rakyat yang prihatin dan peka terhadap penderitaan mereka dan bukan wakil politik yang mabuk dan ketagih mengekalkan kekuasaannya di kursi empuk Putrajaya dan Wisma Darul Iman."

Melansir Anadolu pada Senin (11/1/2021), Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan bahwa Malaysia baru akan menerima dosis vaksin Covid-19 dari BioNTech/Pfizer sekitar akhir Februari.

“Sebagai persiapan awal untuk memastikan kelancaran distribusi vaksin Covid-19 kepada masyarakat di negara ini ketika persediaan sudah didapat, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Program Imunisasi Covid-19 Nasional,” ujarnya.

Baca juga: Berteman dengan China, Negara Kerajaan Ini Dapat 1 Juta Vaksin Sinovac Gratis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com