Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/01/2021, 12:42 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat (15/1/2021) menarik diri dari Perjanjian Open Skies, yang merusak kesepakatan pertahanan pasca-Perang Dingin.

Pihak kementerian mengatakan bahwa keluarnya Rusia dari perjanjian itu karena AS menarik diri terlebih dahulu, yang membuat "kurangnya kemajuan" dalam mempertahankan fungsi perjanjian Open Skies.

Pada 2020, Washington mengumumkan meninggalkan perjanjian itu setelah menuduh Rusia melakukan pelanggaran, yaitu memblokir penerbangan di atas situs-situs tertentu dan melarang survei latihan militer.

Kementerian luar negeri Rusia menuding bahwa Amerika Serikat telah menggunakan "dalih fiktif" untuk menarik diri dan telah mengganggu "keseimbangan kepentingan negara-negara yang berpartisipasi".

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Joseph Stalin dan Sejarah Kelam Rusia di Genggaman Pemimpin Otoriter

Pihaknya kemudian mengatakan, Rusia telah mengajukan proposal untuk mempertahankan "kelangsungan" perjanjian itu, tetapi tidak menerima dukungan dari Washington.

Perjanjian Open Skies memungkinkan para anggota perjanjian melakukan penerbangan pengawasan tak bersenjata di wilayah satu sama lain.

Perjanjian tersebut ditandatangani segera setelah pembubaran Uni Soviet pada 1992 dan mulai berlaku pada 2002.

Langkah itu memungkinkan negara anggota untuk melakukan penerbangan singkat di atas wilayah satu sama lain untuk memantau .

Baca juga: Otoritas Palestina Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Sputnik V Buatan Rusia

Anggotanya dari perjanjian Open Skies, di antaranya adalah negara-negara di Eropa, bekas Uni Soviet, dan Kanada.

Pakta itu memungkinkan anggotanya untuk meminta salinan gambar yang diambil selama penerbangan pengintaian yang dilakukan oleh anggota lain berdasarkan jadwal.

Negara yang diawasi diberi peringatan 72 jam sebelum penerbangan dan pemberitahuan 24 jam tentang jalur penerbangannya.

Baca juga: Rusia Akan Memulai Vaksinasi Massal Menggunakan Sputnik V Minggu Depan

Skenario tidak menguntungkan

Konstantin Kosachev, ketua komite urusan luar negeri majelis tinggi parlemen Rusia, mengatakan keputusan Moskwa untuk meninggalkan Open Skies "dapat diprediksi", karena negara-negara anggota lainnya tidak memenuhi persyaratannya.

Dalam sebuah posting di Facebook pada Jumat (15/1/2021), anggota parlemen mengatakan Rusia meminta anggota yang tersisa, untuk mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan mentransfer informasi yang diperoleh berdasarkan perjanjian Open Skies ke Washington.

Amerika Serikat, seperti banyak anggota perjanjian Open Skies, adalah bagian dari aliansi NATO.

"Kesalahan atas apa yang terjadi sepenuhnya ada pada Amerika Serikat dan sekutu NATO. Dan ini adalah skenario yang sangat tidak menguntungkan," tulis Kosachev.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com