Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelang Kaki Merpati yang Terbang Lintas Samudra Pasifik Palsu, Suntik Mati Ditangguhkan

Kompas.com - 15/01/2021, 22:17 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com - Seekor merpati balap yang diduga terbang melintasi Samudra Pasifik atau setara jarak Sabang-Merauke PP dan dinyatakan berisiko biosekuriti, menerima penangguhan hukuman setelah organisasi burung Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa gelang di kaki burung itu palsu.

Melansir Associated Press (AP) gelang pita berwarna biru itu mengindikasikan bahwa burung yang ditemukan di Melbourne pada 26 Desember lalu adalah merpati balap yang meninggalkan Negara Bagian Oregon, AS, 13.000 kilometer jauhnya, 2 bulan sebelumnya.

Akibatnya, Otoritas Australia pada Kamis (14/1/2021) menganggap burung itu berisiko membawa penyakit dan berencana menyuntik mati hewan tersebut.

Akan tetapi, Deone Roberts, manajer pengembangan olahraga untuk American Racing Pigeon Union yang berbasis di Oklahoma mengatakan bahwa gelang pita biru di kaki burung itu palsu.

"Gelang pita burung di Australia itu palsu dan tidak dapat dilacak," ujar Roberts, "Mereka tidak perlu membunuhnya."

Baca juga: Merpati Balap yang Terbang Setara Sabang-Merauke PP Bakal Dibunuh, Pria yang Merawatnya Bercerita

Departemen Pertanian Australia, yang bertanggung jawab atas biosekuriti, setuju bahwa merpati yang dijuluki Joe, mengacu pada nama Presiden AS terpilih Joe Biden, mengenakan gelang pita kaki tiruan alias palsu.

"Setelah penyelidikan, departemen tersebut menyimpulkan bahwa Joe si merpati sangat mungkin adalah binatang Australia dan tidak menimbulkan risiko biosekuriti," ungkap Departemen Pertanian Australia dalam sebuah pernyataan.

Departemen tersebut mengatakan tidak akan mengambil tindakan lebih lanjut.

Warga Melbourne, Kevin Celli-Bird, penemu burung merpati "Joe" merasa senang bahwa burung itu tidak jadi dibunuh.

Celli-Bird-lah yang telah menghubungi American Racing Pigeon Union untuk menemukan pemilik burung berdasarkan nomor di gelang pita kaki. 

Baca juga: Merpati yang Akan Dibunuh Australia Gelang Kakinya Palsu, Belum Pasti dari AS

Burung dengan gelang pita kaki yang asli telah menghilang dari perlombaan sejauh 560 kilometer (350 mil) di Oregon pada 29 Oktober, kata pemilik Crooked River Challenge, Lucas Cramer.

“Burung itu tidak menyelesaikan seri balapan, tidak menghasilkan uang dan karenanya tidak berharga,” kata Cramer.

Dia mengatakan ada kemungkinan seekor merpati bisa menyeberangi Samudera Pasifik dengan menumpang pada kapal dari Oregon ke Australia.

“Pada kenyataannya, hal itu berpotensi terjadi, tetapi ini bukanlah merpati yang sama. Ini bahkan bukan merpati balap," kata Cramer mengacu pada merpati 'Joe'.

Burung itu menghabiskan waktunya setiap hari di halaman belakang, terkadang dengan burung merpati lokal.

“Saya mungkin harus mengubahnya menjadi Aussie Joe, tapi dia tetap merpati yang sama,” kata Celli-Bird.

Lars Scott, seorang perawat di Pigeon Rescue Melbourne, sebuah kelompok kesejahteraan burung, mengatakan merpati dengan pita kaki Amerika tidak jarang ditemukan di sekitar kota.

Sejumlah peternak Melbourne membelinya secara online dan menggunakannya untuk pencatatan mereka sendiri, pungkas Scott.

Baca juga: Terbang Setara Sabang-Merauke PP, Merpati yang Hilang di AS Ditemukan di Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com