Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Cerita Dunia] Kisah Heroik Kapten Sully Selamatkan 150 Penumpang Pesawat

Kompas.com - 15/01/2021, 19:23 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Sekitar satu menit setelah lepas landas dari Bandara La Guardia, New York, pada 15 Januari 2009, pesawat airbus dengan penerbangan US Airways 1549 dikabarkan bertabrakan dengan salah satu 'ancaman' industri penerbangan; sekawanan angsa. 

Kejadian itu fatal, kedua mesin pesawat kehilangan tenaga dan diam otomatis. Kapten pesawat Sully terpaksa melakukan pendaratan darurat.

Saat para pengawas lalu lintas udara menginstruksikan pilot berpengalaman itu untuk menuju Bandara Teterboro terdekat, Sullenberger dengan tenang mengabarkan bahwa dia tidak bisa mencapai landasan pacu.

Baca juga: [Cerita Dunia] 10 Fakta Penerbangan Pesawat Pertama oleh Wright Bersaudara

"Kita akan berada di Hudson," kata Sullenberger singkat. Sebanyak 150 penumpang dan 5 awak pesawat yang ketakutan pun diberi kabar agar bersiap menghadapi benturan.

Ya, hari ini 11 tahun yang lalu, peristiwa yang awalnya dianggap akan berakhir menjadi bencana dengan ajaib selamat berkat penampilan heroik dan ketenangan Kapten Chesley Burnett Sullenberger III.

Kira-kira 90 detik setelah kabar 'buruk' disampaikan kepada 150 penumpang pesawatnya, Kapten Sully, sapaan Sullenberger, menerbangkan pesawat Airbus 320 itu melewati jembatan George Washington.

Baca juga: [Cerita Dunia] Berkembangnya Silicon Valley Berawal dari 8 Pengkhianat

Pesawat lalu naik ke permukaan dingin Sungai Hudson, di mana pesawat itu jatuh di atas sungai, di antara Manhattan dan New Jersey.

Para pramugari bergegas mengantar para penumpang yang sudah memakai jaket pelampung keluar kabin melalui pintu darurat ke sayap pesawat yang terombang-ambing.

Usai insiden itu, armada feri komuter, perahu wisata dan kapal penyelamat bergegas menuju tempat kejadian.

Baca juga: [Cerita Dunia] Ledakan Reaktor Nuklir Chernobyl, Petaka Nuklir Terburuk Sepanjang Sejarah

Seorang korban dilaporkan mengalami patah di kedua kakinya dan yang lainnya dirawat akibat luka ringan dan hipotermia namun tidak ada korban jiwa.

Setelah mondar-mandir di lorong pesawat sebanyak dua kali untuk memastikan evakuasi berjalan lengkap dan tak meninggalkan seorang pun, Kapten Sully menjadi orang terakhir yang keluar dari pesawat yang kemudian tenggelam.

Kapten Sully, yang berpengalaman sebagai pilot pesawat tempur dan agenda terbang puluhan tahun akhirnya menerima banyak penghargaan atas tindakannya.

Baca juga: [Cerita Dunia] Serba-serbi Tembok Berlin, Kenapa Dibangun dan Bagaimana Robohnya?

Dia juga sempat diundang ke pelantikan Presiden Barack Obama dan meraih penghargaan tinggi dari Kongres Amerika Serikat (AS).

Kapten penerbang Sully pada Oktober 2009 lalu menerbitkan buku tentang masa kecil, latar belakang militer dan kariernya yang berjudul "Highest Duty: My Search for What Really Matters.”

Dia pensiun dari penerbangan AS pada 3 Maret 2010 setelah 30 tahun berkiprah. Sejak masa itu, dia menghabiskan masa pensiunnya dengan memberikan konsultasi, menjadi pembicara dan mengadvokasi keselamatan penerbangan.

Peristiwa itu, dijuluki oleh Gubernur New York pada kala itu, David Paterson sebagai "Miracle in Hudson" atau "Keajaiban di Sungai Hudson".

Baca juga: [Cerita Dunia] 10 Tahun Arab Spring, Mengenang Mohamed Bouazizi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber History
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Taiwan Akan Singkirkan 760 Patung Pemimpin China Chiang Kai-shek

Taiwan Akan Singkirkan 760 Patung Pemimpin China Chiang Kai-shek

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com