Awalnya akun Trump ditangguhkan selama 12 jam dari Twitter karena cuitannya yang menghasut massa. Namun, akunnya akhirnya diblokir secara permanen pada Sabtu (9/1/2021).
Baca juga: Twitter Tangguhkan 70.000 Akun Penyebar Teori Konspirasi
Trump mencoba untuk tidak mengindahkan larangan tersebut dengan mengunggah cuitan dari akun @POTUS, akun resmi pemerintah AS untuk presiden. Tetapi cuitan tersebut kemudian dihapus karena Twitter tidak mengizinkan penggunaan akun lain untuk menghindari penangguhan.
Dalam pesan video yang diunggah pejabat Gedung Putih, Trump mengkritik langkah Twitter sebagai "serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kebebasan berbicara."
"Upaya menyensor, membatalkan, dan memasukkan warga negara kita ke dalam daftar hitam salah dan berbahaya," katanya.
"Yang dibutuhkan sekarang adalah kita mendengarkan satu sama lain, dan tidak membungkam satu sama lain," imbuhnya.
Sementara sebagian besar politisi Demokrat menyambut baik pemblokiran itu, dengan beberapa pihak menyebut langkah itu sebagai hal yang sudah lama tertunda.
Namun, langkah itu juga menuai kritik dari sejumlah politisi Republik yang menyebut pemblokiran sebagai subversi dari kebebasan berbicara presiden.
Kanselir Jerman Angela Merkel juga menyatakan keprihatinannya atas keputusan Twitter tersebut.
"Hak atas kebebasan berpendapat sangat penting," kata juru bicaranya Steffen Seibert.
"Mengingat itu, kanselir menganggap bermasalah bahwa akun presiden telah ditangguhkan secara permanen."
Baca juga: Beberapa Tokoh Dunia Kecam Penutupan Permanen Akun Twitter Trump, Sebut Itu Pertanda Buruk
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.