WASHINGTON DC, KOMPAS.com - DPR AS resmi memulai upaya pemakzulan kedua terhadap Presiden Donald Trump buntut kerusuhan pekan lalu.
Dalam agenda pembuka untuk menentukan aturan sidang, Ilhan Omar meminta kepada politisi Republik untuk ikut menyingkirkan sang presiden.
Omar menyatakan, kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol pada 6 Januari sudah jelas disulut oleh Presiden Trump.
Baca juga: Donald Trump Tolak Bertanggung Jawab dalam Penyerbuan Gedung Capitol
Dia menuturkan bahwa kericuhan yang menewaskan lima orang itu merupakan upaya tercela untuk mengintervensi demokrasi AS.
"Presiden tidak hanya menyulut kekerasan atas pemerintah, namun setiap ucapannya juga memantik pemberontakan," kata Omar.
Politisi dari daerah pemilihan Minnesota itu menyerukan, mereka harus menjalankan peran mereka sebagai legislator sesuai Konstitusi AS.
"Saya memenuhi sumpah jabatan saya. Kini saya menantang kolega di seberang untuk melakukan hal yang sama," tegasnya.
Pernyataan tak jauh berbeda juga disuarakan oleh Shella Jackson Lee, anggota DPR AS dari daerah pemilihan Texas.
Dilansir CNN Rabu (13/1/2021), dia terang-terangan menyebut Trump sebagai pemeberontak yang melawan Amerika Serikat.
Baca juga: Trump Sebut Pendukungnya yang Sebabkan Kekacauan di Capitol adalah Perusuh
Sementara Jason Smith yang berasal dari GOP (Republik) menyebut pemakzulan itu adalah kecerobohan dan meminta rakyat didahulukan daripada politik.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan