Tetapi, Pyongyang mengglorifikasinya sebagai "kemajuan terbesar yang mereka raih dalam politik modern" di aula kongres.
Menurut Duyeon Kim, peneliti di Center for a New American Security, menyebut kali ini yang harus maju duluan adalah AS.
Menurut Duyeon Kim, Kim Jong Un menuntut AS menghentikan latihan militer dengan Seoul, mencabut sanksi ekonomi.
Lalu Washington diminta tidak boleh mengritik penegakan HAM di Korea Utara selama pembicaraan denuklirisasi berlangsung.
Tentu, kata Duyeon Kim, harga yang ditawarkan Kim itu sangat tinggi dan AS tentu tak mau melakukannya cuma-cuma.
Dia menjelaskan, Kim menuntut agar gaya pembicaraan era Perang Dingin, di mana kedua kubu saling melakukan langkah timbal balik, diterapkan.
"Namun menurut saya, itu tak masuk akal. Karena persenjataan nuklir antara Korea Utara dan AS jelas jauh berbeda," ujar dia.
Baca juga: Kim Jong Un Terang-terangan Menyebut AS Musuh Terbesar Korea Utara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.