Arab Saudi Akan Bangun "The Line" Kota Bebas Karbon di NEOM

RIYADH, KOMPAS.com - Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman pada Minggu (10/1/2021) meluncurkan kota teknologi tinggi bebas karbon "The Line" di NEOM, bagian barat laut Arab Saudi, lapor kantor berita Saudi Press Agency (SPA).

Kota futuristik “The Line” diharapkan dapat menjadi model bagaimana masyarakat perkotaan di masa depan dan skema yang menjamin keseimbangan hidup dengan alam.

Sebuah jalur sejauh 170 kilometer dihubungkan dengan kota itu, kota yang akan dibangun ramah lingkungan dan alam, tanpa mobil dan jalan raya, singkatnya, bebas karbon.

Baca juga: Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Divaksinasi Covid-19

Jalur ini sejalan dengan Visi Saudi 2030 untuk mendiversifikasi ekonomi dengan menyediakan 380.000 pekerjaan dan selanjutnya berkontribusi untuk menambahkan 180 miliar Saudi Riyal (48 miliar dollar Amerika Serikat) ke PDB Kerajaan pada tahun 2030.

Kota "The Line" akan mengevaluasi kembali konsep pembangunan perkotaan melalui pengembangan masyarakat di mana manusia menjadi pilar utamanya.

Melansir Kompas TV, Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan dalam peluncuran, “Kita perlu mentransformasikan konsep kota konvensional menjadi kota futuristik."

Baca juga: Nasib Neom, Proyek Ambisius Pangeran Arab Saudi di Tengah Pandemi

Adapun menurut situs NEOM, proyek tersebut akan menyambung empat ekologi utama Ridge to Reef yang terbentang dari Laut Merah di sebelah barat ke Pegunungan Tabuk di ujung Timur, menghubungkan laut dan pesisir, gurun pasir, pegunungan, dan akhirnya daratan tinggi.

Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan memastikan akses ke semua fasilitas penting seperti pusat kesehatan, sekolah, dan fasilitas lainnya.

Hiburan serta ruang hijau dapat ditempuh hanya dalam jarak 5 menit berjalan kaki, dan solusi transportasi berkecepatan tinggi akan membuat perjalanan lebih mudah.

Baca juga: 3 Perang Arab Saudi yang Mungkin Tak Akan Dimenangi Mohammed bin Salman

Masyarakat futuristik "The Line" akan dikelola sepenuhnya dengan mengandalkan teknik kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk memfasilitasi komunikasi dengan manusia.

Digunakannya kecerdasan buatan itu diharapkan mampu menghemat waktu masyarakat dan perusahaan.