BERLIN, KOMPAS.com - Tanggal 13 Agustus 1961, Pemerintah Jerman Timur (yang saat itu diduduki Uni Soviet) membangun Tembok Berlin.
Tembok itu membagi Berlin jadi dua bagian, juga memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur.
Pemimpin komunis Jerman Timur, Walter Ulbricht, juga memulai penyegelan dari semua akses antara Berlin Timur dan Barat.
Baca juga: [Cerita Dunia] Ledakan Reaktor Nuklir Chernobyl, Petaka Nuklir Terburuk Sepanjang Sejarah
Para tentara awalnya meletakkan kawat berduri sepanjang 160 km di perbatasan Berlin Timur.
Kawat berduri itu lalu diganti dengan dinding beton setinggi 6 meter dan sepanjang 155 km, lengkap dengan menara jaga, pos senapan mesin, dan lampu sorot.
Lalu sepanjang 40 kilometer temboknya dilapisi dua dinding yang dijaga pengawas, anjing penjaga, lampu sorot dan senapan.
Bagian ini merupakan pusat dari setiap kegiatan dan penjagaan Tembok Berlin, agar orang-orang tidak bisa menyeberanginya.
Akibatnya, hubungan warga Berlin terputus. Orang-orang Berlin Barat sempat melakukan demo yang dipimpin Wali Kota Will Brand, tapi kurang direspons otoritas tertinggi Jerman Barat.
Baca juga: [Cerita Dunia] Berkembangnya Silicon Valley Berawal dari 8 Pengkhianat
Penjaga Jerman Timur juga menembaki setiap orang yang melarikan diri ke Jerman Barat.
Selama Tembok Berlin berdiri, ada sekitar 5.000 orang yang berhasil melarikan diri. Jumlah korban yang tewas diperkirakan 200-an orang.
Pembangunan Tembok Berlin bermula dari Perjanjian Potsdam, yang membagi wilayah Jerman menjadi empat wilayah yang masing-masing dikuasai Amerika Serikat (AS), Britania Raya, Perancis, dan Uni Soviet.
Berdasarkan perjanjian ini, pihak Sekutu mempunyai kewenangan menduduki militer dan pembangunan kembali pasca-PD II. Sebagai ibu kota, Berlin masuk dalam kekuasaan Soviet.
Kemudian pada 7 Oktober 1949, Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) dideklarasikan.
Kondisi Jerman Barat yang saat itu dikuasai Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris sudah lebih sejahtera jika dibandingkan Jerman Timur.
Uni Soviet enggan merekontruksi ulang Jerman dan malah memerintahkan memblokade kota Berlin, untuk mencegah masuknya kebutuhan kebutuhan logistik dan kebutuhan lain ke Berlin Barat.
Baca juga: [Cerita Dunia] Mikhail Gorbachev Mundur, Uni Soviet Runtuh
Blokade ini secara resmi diberlakukan pada 24 Juni 1948 yang berakibat langsung kehilangan makanan bagi sekitar 2 juta penduduk Jerman, terutama di Berlin.
Namun Inggris dan Amerika Serikat tak sepakat dengan rencana Uni Soviet. Mereka marah dan ingin segera bertindak.
Namun alih-alih menyerukan agresi militer, Presiden AS kala itu Harry S Truman mengajak Inggris menggalang bantuan untuk rakyat Berlin.
Selama hampir satu tahun, lebih dari 200 pesawat AS dan Inggris mendarat, mereka membawa lebih dari 1,5 juta ton pasokan bahan-bahan pokok.
Pada 15 Juni 1948, rata-rata 2.500 ton pasokan diterbangkan ke kota setiap hari.
Pengangkutan ini dilakukan dengan skala besar dan terkadang memiliki risiko yang besar juga.
Biasanya pesawat mendarat di Bandara Tempelhof, Berlin setiap empat menit. Pilot menerbangkan pesawat pulang-pergi setiap harinya
Baca juga: [Cerita Dunia] 10 Tahun Arab Spring, Mengenang Mohamed Bouazizi
Setelah menjulang gagah selama 28 tahun, Tembok Berlin akhirnya dirobohkan pada 9 November 1989.
Aksi massa ini didorong oleh pecahnya Uni Soviet serta penerapan sejumlah reformasi liberal yang dilakukan oleh Jerman Timur sebelumnya.
Mulai tengah malam hari itu, warga Jerman bebas melintasi perbatasan negara, baik dari Jerman Timur maupun Barat.
Orang-orang lalu berbondong-bondong menuju Tembok Berlin untuk minum bir, sampanye, dan berteriak "Tor auf!" (buka gerbang). Mereka juga menyerbu pos-pos pemeriksaan.
Lebih dari 2 juta orang dari Berlin Timur dan Berlin Barat berbaur akhir pekan itu untuk merayakan "pesta jalanan terbesar sepanjang sejarah".
Baca juga: [Cerita Dunia] Otto Warmbier dan Liburan ke Korut yang Berujung Maut
Banyak orang juga membawa palu untuk merobohkannya. Beberapa hari kemudian, alat berat seperti crane dan buldoser dikerahkan untuk merobohkan bagian demi bagian.
Pembongkaran resmi Tembok Berlin dimulai pada musim panas 1990. Lebih dari 40.000 bagian dinding didaur ulang menjadi bahan bangunan yang digunakan untuk proyek rekonstruksi Jerman.
Namun sejumlah potongan tembok bersejarah itu dilelang dan tersebar di seluruh dunia, dari kebun di Vatikan, kamar mandi di Kasino Main Street Station Las Vegas, hingga Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Jakarta Utara.
Baca juga: [Cerita Dunia] Kecelakaan Mobil Putri Diana dan Kejanggalannya
Sumber: Kompas.com (Penulis: Aswab Nanda Pratama, Rosiana Haryanti, Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Bayu Galih, Resa Eka Ayu Sartika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.