Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Covid-19 Membludak, Ratusan Operasi Kanker Tertunda di Rumah Sakit Inggris

Kompas.com - 09/01/2021, 15:10 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

Rumah sakit di seluruh London sekarang harus membuka lebih banyak tempat tidur untuk pasien, tetapi kekurangan staf masih menjadi perhatian utama.

Staf di Rumah Sakit King's College pada Sabtu (9/1/2021) memberi tahu bahwa ada hampir 700 pasien virus corona di 2 rumah sakit yang dikelola.

Direktur kinerja Adam Creeggan mengatakan bahwa peningkatan tingkat pencampuran sosial saat Natal berkontribusi pada puncak kedua dalam penerimaan di Rumah Sakit King's College dan penerimaan berkelanjutan pada tingkat mendekati puncak di Rumah Sakit Universitas Princess Royal.

Di Rumah Sakit Middlesex Utara, 54 persen tempat tidur digunakan oleh pasien Covid-19.

Tim regional London NHS Inggris telah dihubungi untuk memberikan komentar.

Baca juga: Iran Terapkan Larangan Impor Vaksin Covid-19 Asal Amerika dan Inggris

Vin Diwakar, Direktur Medis NHS di London mengatakan kepada MailOnline, "Staf kami bekerja sepanjang waktu membuka ratusan tempat tidur termasuk London Nightingale.

Sementara, beberapa operasi ditunda berdasarkan kebutuhan klinis untuk memastikan semua warga London tetap menerima operasi kanker yang sangat mendesak, memanfaatkan fasilitas NHS yang ada dan situs sektor independen dengan sebaik-baiknya.

"Atas nama staf NHS kami, saya berkata kepada warga London. Kami bergantung pada Anda. Tetap di rumah, lakukan segala kemungkinan untuk mengurangi penularan virus corona, dan bantu kami menyelamatkan nyawa."

Inggris pada Jumat (8/1/2021) mengalami hari paling mematikan sejak pandemi Covid-19 dimulai, setelah kepala kesehatan mengumumkan 1.325 lebih banyak kematian karena Covid-19 dan 68.053 infeksi tertinggi lainnya.

Korban tewas mengerikan, yang meningkat 2 kali lipat dalam sepekan dan melampaui 1.224, yang dinyatakan pada 21 April di hari tergelap gelombang pertama, dan membawa Inggris ke ambang hampir 80.000 korban infeksi Covid-19.

Para ahli khawatir jumlah kematian harian Covid-19 akan terus meningkat karena jumlah kasus dan pasien rawat inap meroket, menambah tekanan lebih lanjut pada PM Boris Johnson untuk mempercepat program vaksinasi.

Baca juga: Vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech Berhasil Lawan Varian Baru Virus Corona

Sejauh ini, program yang dirancang itu masih dinilai lamban untuk menyelamatkan Inggris dari lockdown pada pertengahan Februari.

Angka Departemen Kesehatan menunjukkan Inggris telah mencatat lebih dari 50.000 kasus selama 11 hari berturut-turut, dengan 5 hari terburuk pandemi virus corona terjadi sejak awal 2021.

Kasus telah meningkat hampir 30 persen dari minggu ke minggu.

Namun, seorang pejabat senior SAGE pada Sabtu (9/1/2021) memperingatkan jumlah sebenarnya orang Inggris yang saat ini terinfeksi mendekati 150.000.

Ia mengklaim bahwa ukuran gelombang kedua sekarang jauh lebih buruk dari pada yang pertama.

Sumber itu juga khawatir lockdown nasional ketiga Inggris tidak akan "menurunkan tingkat R seperti yang terjadi pada bulan Maret", karena negara itu berurusan dengan varain baru virus corona yang lebih menular dan karena kepatuhan terhadap aturan Covid-19 telah berkurang.

Baca juga: Netanyahu Teror Bos Pfizer dan Bayar Lebih Mahal untuk Kejar Pasokan Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com