BEIJING, KOMPAS.com – Seorang pria dan orang tuanya setuju untuk pindah dari sebuah rumah sakit di Beijing, China, setelah tinggal di sana terus menerus selama enam tahun.
Dilansir dari Oddity Central, Selasa (5/1/2021), keluarga tersebut memaksa tinggal di rumah sakit itu karena perselisihan keuangan dengan manajemen rumah sakit.
Kisah bermula ketika pria bermarga Tian tersebut dirawat di rumah sakit itu karena mengalami mual, muntah, dan sempoyongan pada 2014.
Tian muncul di rumah sakit itu dengan keluhan mual dan muntah selama dua bulan, dan kaki gemetar selama sembilan hari.
Baca juga: China Lockdown 2 Kota dan Putus Jaringan Transportasi Saat Kasus Covid-19 Melonjak Lagi
Dia lalu dirawat inap di rumah sakit itu dan kedua orang tuanya menemani Tian selama dia menerima perawatan untuk masalah kesehatannya.
Namun, ketika saatnya tiba baginya untuk dipulangkan, Tian mengetahui bahwa dia harus membayar biaya rawat inapnya sebesar 1,26 juta yuan atau sekitar Rp 2,6 miliar.
Alih-alih membayar tagihan rumah sakit, Tian justru tidak terima dan menuduh rumah sakit memberinya perawatan yang tidak tepat. Tak cukup sampai di situ, dia menolak untuk pergi dari rumah sakit.
Sebagai bentuk protes, Tian dan orang tuanya mengubah kamar di rumah sakit tersebut layaknya rumah mereka sendiri.
Baca juga: Sorotan Media China soal Penyerbuan Gedung Capitol sebagai Keruntuhan Internal Amerika
Mereka membawa panci dan wajan dan mengisi kamar itu dengan bahan makanan dan barang-barang pribadi lainnya.
Meski pihak rumah sakit telah berupaya dan melakukan berbagai cara untuk membuatnya pergi, Tian dan keluarganya tetap tinggal.
Bahkan mereka menghabiskan Tahun Baru Imlek di rumah sakit. Padahal dalam tradisi China, Tahun Baru Imlek erat kaitannya dengan perayaan antara anggota keluarga di rumah.
Pihak rumah sakit membawa kasus tersebut ke pengadilan pada beberapa kesempatan.
Pada 2019, pihak rumah sakit bahkan memutuskan untuk membebaskan biaya perawatan sebesar 1,26 juta yuan atau sekitar Rp 2,6 miliar hanya untuk membuat mereka pergi.
Pihak rumah sakit lalu memberikan bukti bahwa Tian tidak membutuhkan perhatian medis dan dapat dipulangkan.
Tumah sakit juga beralasan bahwa Tian menggunakan sumber daya rumah sakit yang dapat digunakan untuk merawat pasien yang sebenarnya.