Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Marah Sebut Penyerbuan Gedung Capitol Hasil Kebohongan Donald Trump

Kompas.com - 08/01/2021, 08:25 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Mirror

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan Presiden AS Barack Obama menyalahkan penyerbuan Gedung Capitol yang menyebabkan 4 orang tewas karena kebohongan Donald Trump.

Dia mengatakan kekerasan itu dihasut oleh presiden ke-45 itu yang telah menjejalkan kebohongannya yang konstan tentang pemilu AS 2020, seperti yang dilansir dari Mirror pada Kamis (7/1/2021). 

Pernyataan Obama merespons adegan kacau di Amerika ketika "preman" pro-Trump menerobos blokade polisi dan memasuki Kongres AS di Washington DC.

Para perusuh difoto di Ruang Senat dan bahkan duduk dengan kaki tegak di kantor Ketua Umum Nancy Pelosi.

Obama menggambarkan episode yang mengakibatkan 4 kematian tersebut, sebagai "momen aib dan aib besar bagi bangsa kita", meski ia menambahkan bahwa itu bukan kejutan total.

Baca juga: Demo Amerika Pecah di Gedung Capitol, Begini Rentetan Peristiwanya...

Demokrat mengklaim penipuan pemilu Trump sebagai "narasi fantasi" telah lepas kendali dan menyebabkan "crescendo kekerasan".

Presiden AS ke-44 meminta para pemimpin Republik untuk memilih antara "menyalakan api yang mengamuk" atau "memadamkan api".

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah kerusuhan terjadi, mantan presiden itu mengatakan, "Sejarah akan mengingat kekerasan hari ini di Capitol, yang dipicu oleh seorang presiden yang terus berbohong tanpa dasar tentang hasil pemilihan yang sah, sebagai aib besar dan memalukan bagi bangsa kita."

"Tapi, ini seperti meledek diri kita sendiri, jika kita memperlakukannya sebagai kejutan total. Selama 2 bulan sekarang, sebuah partai politik dan ekosistem medianya yang menyertainya terlalu sering tidak mau mengatakan yang sebenarnya kepada pengikut mereka," ujar Obama.

Baca juga: Terungkap, Wanita Pendukung Trump yang Tewas di Gedung Capitol Ditembak Polisi

Kemudian, ia menegaskan bahwa pelantikan Joe Biden tetap akan berlangsung sesuai agenda semula, yaitu pada 20 Januari.

"Sekarang kami sedang melihat konsekuensinya (dari kebohongan Trump), melesat menjadi crescendo yang keras," ucapnya.

Obama menambahkan bahwa para pemimpin Republik sekarang memiliki pilihan "yang diperjelas di kamar demokrasi yang tercemar".

Dia mengatakan mereka dapat "melanjutkan jalan ini" untuk mendukung klaim penipuan pemilu palsu Trump atau "memilih kenyataan".

"Mereka bisa memilih Amerika," tulis mantan Presiden itu.

Baca juga: Trump Sempat Tak Ingin Kerahkan Tentara untuk Redam Kerusuhan di Gedung Capitol

Demokrat menyatakan dukungannya untuk Partai Republik yang telah berbicara tentang kekerasan kemarin.

Halaman:
Sumber Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com