WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Militer AS untuk pertama kalinya terang-terangan menyalahkan Taliban atas serentetan pembunuhan sosok terkemuka di Afghanistan.
Serangan itu terjadi di tengah persiapan pertemuan antara perwakilan pemerintah dengan pemberontak di Qatar, dalam upaya mereka mengakhiri konflik panjang.
Juru bicara pasukan AS di Afghanistan, Kolonel Sonny Leggett, dalam twit menyerukan agar pemberontak mengakhiri serangan mereka.
Baca juga: JK Siap Memediasi Pemerintah Afghanistan dengan Kelompok Taliban
"Kampanye Taliban atas serangkaian pembunuhan yang menyasar pejabat pemerintah, pemimpin sipil, hingga jurnalis harus disudahi demi tercapainya perdamaian," kata Leggett.
Dia merujuk kepada wakil gubernur Kabul, lima jurnalis, dan aktivis pemilu terkemuka merupakan tewas dibunuh sejak November lalu.
Pemerintah Afghanistan selama ini menuding Taliban sebagai dalang yang paling bertanggung jawab, yang kemudian menuai bantahan.
Adapun rival mereka, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku anggota mereka bertanggung jawab atas sejumlah serangan.
Pernyataan Leggett muncul setelah pemberontak menuding militer AS menggelar serangan udara yang menghantam kelompok mereka di Kandahar, Nangarhar, dan Helmand.
Taliban menyatakan, serangan udara itu merupakan bentuk pelanggaran komitmen yang diteken pada Februari, berisi komitmen semua pasukan asing keluar pada Mei 2021.
Baca juga: Jenderal Paling Senior AS Desak Taliban Kurangi Kekerasan dan Tagih Janji Soal Afghanistan
Leggett menegaskan seperti diwartakan AFP Senin (4/1/2020), Pentagon akan melindungi tentara pemerintah dari pemberontak.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan