Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koroner Malaysia Tetapkan Kematian Nora Quoirin sebagai Kecelakaan

Kompas.com - 04/01/2021, 15:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Kasus kematian Nora Quoirin ditetapkan koroner Malaysia sebagai kecelakaan pada Senin (4/1/2021).

Remaja blasteran Perancis-Irlandia dengan gangguan belajar itu hilang di hutan Malaysia, dan ditemukan tewas tanpa busana pada 2019.

Koroner mengatakan, tidak ada tanda-tanda gadis 15 tahun bernama lengkap Nora Anne Quoirin tersebut dibunuh atau diserang secara seksual.

Baca juga: Misteri Gadis 15 Tahun Tewas Tanpa Busana di Hutan, Kasusnya Setahun Tak Terpecahkan

Dilaporkan AFP, ibu korban yang menyaksikan persidangan secara online menundukkan kepala saat putusan dibacakan.

Polisi juga bersikeras tidak ada penculikan dan otopsi yang dilakukan di Malaysia mendapati Nora Quoirin mungkin kelaparan, lalu meninggal karena pendarahan internal setelah berhari-hari di hutan.

Namun orangtuanya merasa dia diculik, dengan mengatakan korban tidak mungkin keluar dari jendela chalet (resor kayu) tempat mereka tinggal pada tengah malam, seperti yang diyakini pihak berwenang.

Meski begitu setelah pemeriksaan di Malaysia, Koroner Maimoonah Aid menetapkan Nora Quoirin tewas karena kecelakaan.

"Setelah mendengar semua bukti relevan, saya memutuskan tidak ada yang terlibat dalam kematian Nora Anne," katanya di pengadilan kota Seremban.

"Kemungkinan dia meninggal karena kecelakaan," lanjutnya dikutip Kompas.com dari AFP.

Baca juga: Misteri Gadis Tewas Tanpa Busana di Hutan Malaysia, Hasil Pemeriksaan Koroner Akan Dirilis Januari

Remaja itu kemungkinan meninggalkan resor keluarga sendirian lalu tersesat, katanya yang membacakan putusan secara online karena pandemi virus corona.

Jasad Nora Quoirin ditemukan di sungai dalam hutan dekat resor, setelah dilakukan 10 hari pencarian yang melibatkan ratusan orang, helikopter, dan anjing pelacak.

"Keluarga kelelahan"

Koroner butuh waktu 2 jam untuk menyampaikan putusan, setelah mendengar kesaksian lebih dari 40 saksi yang diperiksa selama Agustus-Desember.

Selain mengatakan tidak ada bukti pembunuhan atau kekerasan seksual, koroner juga menolak vonis terbuka yang diajukan keluarga korban.

Sebaliknya, Maimoonah menitikberatkan fakta bahwa keluarga tersebut kemungkinan besar kelelahan setelah perjalanan panjang dari Inggris dan kegiatan di resor Dusun pada hari kedatangan mereka, Agustus 2019.

"Keluarga itu (semuanya) jet-lag dan lelah. Nora Anne juga menunjukkan tingkat kelelahan yang meningkat."

Itu membuat kemungkinan gadis tersebut saat berada di tempat yang aneh dan baru, keluar dari resor keluarga pada malam pertama, lanjutnya.

Baca juga: Negosiator Korea Utara Hilang Jelang Pergantian Presiden AS

Maimoonah juga mencatat pengakuan ibu korban bahwa Nora Quoirin bisa naik tangga sendiri, yang artinya dia juga bisa saja keluar dari chalet sendirian.

Selama pemeriksaan, orangtua korban mengatakan mereka mendengar suara-suara teredam misterius di dalam resor pada malam hilangnya anak mereka, yang memicu keyakinan Nora Quoirin diculik.

Resor seluas 5 hektar itu terletak di sebelah sepetak hutan lebat di kaki bukit pegunungan.

Nora Quoirin memiliki kondisi yang dikenal sebagai holoprosencephaly, di mana otak gagal berkembang secara normal.

Komunikasi verbalnya terbatas dan hanya bisa menulis beberapa kata, sehingga dia bersekolah di SLB khusus anak-anak dengan gangguan belajar.

Baca juga: Jack Ma Menghilang Viral di Twitter, Netizen Mulai Khawatir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com