Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Qasem Soleimani, Jenderal yang Kematiannya Melemahkan Iran

Kompas.com - 03/01/2021, 11:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Mayor Jenderal Qasem Soleimani yang merupakan salah satu komandan paling berpengalaman di Iran, tewas dalam serangan udara terencana oleh Amerika Serikat (AS).

Serangan yang diperintahkan Presiden AS Donald Trump itu terjadi di dekat bandara internasional Baghdad pada Jumat (3/1/2020).

Semasa hidupnya, Qasem Soleimani memimpin pasukan elite Quds dari Garda Revolusi Iran, yang bertugas sebagai unit operasi luar negeri di negara Republik Islam tersebut.

Baca juga: 1 Tahun Kematian Jenderal Qasem Soleimani, Ini Peringatan Iran untuk AS

Meski sosoknya sangat krusial, tetapi profil Qasem Soleimani tidak banyak diketahui orang sebelum tahun 2010-an.

"Soleimani adalah salah satu yang terkuat di Timur Tengah saat ini, dan tidak ada yang pernah mendengar tentang dia," kata seorang mantan perwira CIA di Irak, kepada majalah The New Yorker pada 2013.

Namun AS menganggapnya sebagai pembunuh kejam, dan pasukan yang dipimpinnya disebut teroris.

Dikutip dari CNN Pentagon mengatakan, Soleimani dan pasukannya bertanggung jawab atas tewasnya ratusan orang Amerika dan pasukan koalisi, serta melukai ribuan lainnya.

Baca juga: Iran Bersumpah Tak Akan Ada Tempat Aman di Bumi bagi Pembunuh Qasem Soleimani

Profil Qasem Soleimani

Dilansir dari DW, Qasem Soleimani bergabung dengan Garda Revolusi pada 1979 ketika Ayatollah Ali Khamenei pulang ke Iran, dan memicu jatuhnya Syiah dalam peristiwa yang dikenal sebagai Revolusi Islam.

Ayah dua anak itu berhasil melewati perang brutal Iran vs Irak selama 1980-an dengan selamat, dan akhirnya diserahi jabatan untuk memegang kendali Pasukan Quds tahun 1990-an.

Namun pamornya tidak langsung meningkat. Dia baru dikenal luas sejak invasi yang dipimpin AS ke Irak pada 2003.

Parade pasukan Quds yang membawa potret Qasem Soleimani.Shutterstock Parade pasukan Quds yang membawa potret Qasem Soleimani.
"Kalau kita kembali ke tahun-tahun sebelumnya, ada banyak laporan bahwa Soleimani bertanggung jawab menyerang tentara Amerika, saat tahun 2006 dan 2007," kata wartawan Irak Amir Musawy kepada DW.

Baca juga: Iran Gelar Peringatan Jelang 1 Tahun Kematian Jenderal Qasem Soleimani

Jenderal Qasem Soleimani juga turut berkontribusi pada taktik Hezbollah saat perang 2006 melawan Israel, dan mengamankan perjanjian gencatan senjata antara tentara Madhi dan militer Irak pada 2008.

Para petinggi "Negeri Paman Sam" menggambarkan Qasem Soleimani sebagai pemimpin penting dari ambisi Iran di wilayah tersebut.

Menurut mantan direktur CIA David Petreaus, Soleimani pernah bilang kepadanya, "Jenderal Petreaus, Anda harus tahu bahwa saya, Qasem Soleimani, mengontrol kebijakan untuk Iran terkait Irak, Lebanon, Gaza, dan Afghanistan."

Soleimani juga termasuk tokoh sentral dalam mengamankan pijakan Iran di seluruh kawasan itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Taiwan Akan Singkirkan 760 Patung Pemimpin China Chiang Kai-shek

Taiwan Akan Singkirkan 760 Patung Pemimpin China Chiang Kai-shek

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com