Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran: Dunia Kini Tempat yang Lebih Aman Setelah Trump Lengser

Kompas.com - 01/01/2021, 22:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemerintah Iran melalui juru bicaranya yakin, dunia akan menjadi tempat yang lebih damai setelah Presiden AS Donald Trump lengser.

Pernyataan itu diucapkan Ali Rabiei di tengah upaya Teheran menggelar negosiasi baru dengan Washington di bawah kepemimpinan Joe Biden.

Dalam konferensi pers Selasa (29/12/2020), Rabiei menjelaskan dunia bakal jadi tempat yang lebih aman setelah Trump meninggalkan Gedung Putih.

Baca juga: [VIDEO] Trump Tunjukkan Dirinya dengan Hadiah Nobel Perdamaian Meski Tak Pernah Memenangkannya

Selain itu, dia menegaskan Iran tidak berusaha melakukan militerisasi yang berbahaya maupun memberikan ancaman di Teluk Persia.

Relasi dua negara begitu memburuk selama dua tahun terakhir, sejak Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir 2015.

Pemerintahannya kemudian menghantam Teheran dengan sanksi secara bertubi-tubi dan menuntut adanya perjanjian nuklir yang lebih ketat.

Strategi "tekanan maksimum", demikian pemerintahan AS saat ini menyebutnya, gagal memaksa Teheran kembali ke meja perundingan.

Meski begitu, ekonomi Iran kini kolaps karena mereka terputus dari pasar global, dengan ketegangan sosial mulai meningkat di tengah impitan ekonomi.

Selain itu pada Januari tahun lalu, Trump mengejutkan dunia dengan memerintahkan pembunuhan terhadap jenderal Iran, Qasem Soleimani.

Baca juga: Sumpah Komandan Iran Lawan Pembunuhan Jenderal Soleimani oleh AS

Sementara Iran bersiap untuk peringatan setahun kematian Soleimani, para pemimpinnya melancarkan ancaman bakal membalas perbuatan AS.

"Kami bahagia karena pembunuh Soleimani kini akan segera meninggalkan kancah politik AS," ujar Rabiei kepada awak media.

"Kami sangat yakin bahwa tanpa adanya pembunuh Soleimani, dunia akan menjadi tempat yang aman bagi semua negara," lanjutnya.

Qasem Soleimani merupakan komandan dari Pasukan Quds, cabang elite dalam Garda Revolusi Iran, sekaligus tangan kanan pemimpin tertinggi.

Menurut penulis Arash Azizi, Soleimani tak hanya bertindak sebagai otak kebijakan luar negeri Teheran, namun juga kepala staf de facto milisi regional.

Baca juga: Iran Bersumpah Tak Akan Ada Tempat Aman di Bumi bagi Pembunuh Qasem Soleimani

Pengganti Trump, Joe Biden menyatakan dia dia berniat memulihkan kembali perjanjian 2015 yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).

Para pemimpin Iran sebenarnya sudah menyiratkan mereka siap kembali ke JCPOA jika AS dan negara penandatangan juga bersedia ke perjanjian era Barack Obama tersebut.

Dilansir Newsweek Rabu (30/12/2020), Rabiei menuturkan Teheran tidak ingin memulai perang, dan menuding AS menyulut konflik regional.

"Kami berharap AS akhirnya akan menanggalkan kebijakan gemar mengintervensi negara lain dan menimbulkan perpecahan," kata Rabiei.

Baca juga: Iran Gelar Peringatan Jelang 1 Tahun Kematian Jenderal Qasem Soleimani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com