Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Tak Lagi Jadi Pilihan Destinasi Wisata Turis Arab Saudi, Kenapa?

Kompas.com - 30/12/2020, 17:24 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Arab News

RIYADH, KOMPAS.com - Negara Turki pernah menjadi salah satu destinasi favorit warga Arab Saudi, namun karena alasan keamanan, negara "lintas benua" itu kini tak lagi jadi pilihan Saudi, lapor Arab News, Rabu (30/12/2020).

Masalah keamanan memang telah merugikan sektor pariwisata Turki dengan penurunan jumlah wisatawan semakin memperburuk kesulitan ekonomi negara itu.

Menurut angka dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki, jumlah turis Saudi turun signifikan pada Agustus tahun lalu, sebanyak lebih dari 28 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca juga: Turki Ingin Perbaiki Hubungan dengan Israel, Erdogan Ada Maunya?

Selain turis Saudi, turis dari Uni Emirat Arab (UEA) juga turun hampir 16 persen pada periode yang sama.

Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Turki pada Oktober lalu juga pernah menerbitkan peringatan keamanan untuk warga mereka yang berada di Turki.

Peringatan itu dirilis setelah adanya laporan terpercaya tentang potensi serangan teroris dan penculikan terhadap warga negara asing di Istanbul.

Baca juga: Turki dan Arab Saudi Diprediksi Jadi Destinasi Outbound Warga Indonesia

Kedubes AS menyarankan warganya untuk sangat berhati-hati di lokasi banyak orang berkumpul, termasuk gedung perkantoran besar atau pusat perbelanjaan.

Warga AS juga didesak untuk menghindari keramaian, waspada terhadap lingkungan mereka berada dan lokasi yang sering dikunjungi orang asing, serta memantau media lokal untuk pembaruan informasi.

Sama seperti AS, Otoritas Saudi juga menerbitkan peringatan perjalanan bagi warga negara mereka yang mengunjungi Turki tahun ini, setelah beberapa warganya mengalami pencurian dan penipuan.

Baca juga: Turki dan Irak Sepakat Lanjutkan Kerja Sama Melawan Kelompok Ekstremis

Kepada Arab News, seorang guru Saudi bernama Salah Salem mengatakan bahwa Turki adalah negara yang indah namun dia tak lagi bisa merasa aman berada di sana.

Salem yang telah mengunjungi Turki sebanyak 3 kali dan terakhir pada tahun 2017 mengalami pengalaman mengerikan.

Menurutnya, banyak pemilik toko di Turki meningkatkan harga barang dagangan kepada turis. Setelah dia mencari tahu, dia mendapatkan jawaban bahwa "hidup orang-orang Turki sangat sulit belakangan ini dan mereka memanfaatkan turis dari negara kaya".

"Itu mengejutkan saya," ujar Salem.

Baca juga: Serangan Kelab Malam Istanbul, Kian Sulitkan Industri Wisata Turki

Tak hanya penjual barang, sopir taksi pun menjadi serakah. "Taksi memang dilengkapi dengan pengukur digital namun banyak sopirnya yang ambil rute lebih jauh," ujar Salem.

Abdullah Al Dougha misalnya, mahasiswa pascasarjana yang tengah belajar bahasa Arab mengatakan bahwa dia selalu ingin pergi ke Turki namun terkendala masalah keamanan di negara itu.

“Mengapa saya harus pergi ke negara di mana laporan media dan sumber resmi memperingatkan bahwa turis bisa kehilangan nyawa? Masih banyak pilihan dan alternatif [negara] lain,” kata Al Dougha.

Baca juga: Erdogan Janjikan Reformasi Ekonomi, Demokrasi, dan Peradilan untuk Hubungan Turki-AS Lebih Baik

 

Dengan istri dan 2 anak, Al Dougha tidak bisa melakukan perjalanan ke negara yang tidak aman.

“Teman-teman saya semua membicarakan Turki sebagai tempat yang tidak aman untuk  berlibur. Mereka mengusulkan Azerbaijan, Georgia, dan Armenia sebagai tujuan wisata alternatif,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Arab News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com