Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membandingkan Matahari Buatan Korsel dan China, Apa Bedanya?

Kompas.com - 29/12/2020, 08:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

3. Cara kerja

Diberitakan Kompas.com pada 8 Desember 2020, matahari buatan China menggunakan medan magnet yang kuat untuk memadukan plasma panas, yang dapat mencapai suhu hingga lebih dari 150 juta derajat Celcius

Dengan demikian, panas yang dihasilkan oleh reaktor tersebut sekitar 10 kali lebih panas dari inti matahari yang suhunya bisa mencapai sekitar 15 juta derajat Celcius.

Kemudian untuk matahari buatan Korsel dilansir dari Phys Senin (28/12/2020), pada percobaan yang dilakukan tahun 2018 KSTAR dapat mencapai suhu ion plasma 100 juta derajat Celsius untuk pertama kalinya, dengan waktu retensi sekitar 1,5 detik.

Untuk kembali menciptakan kembali reaksi fusi yang terjadi pada matahari di Bumi, maka isotop hidrogen harus ditempatkan di dalam perangkat fusi nuklir seperti KSTAR.

Hal itu dilakukan guna menciptakan keadaan plasma, di mana ion dan elektron dipisahkan, kemudian ion dipanaskan dan dipertahankan pada suhu tinggi.

Baca juga: Mengenal Matahari Buatan China yang Akhirnya Menyala, Apa Fungsinya?

4. Manfaat

Ilmuwan utama proyek reaktor fusi nuklir HL-2M, Zhong Luwu dari Southwestern Institute of Physics mengatakan pada China National Radio, HL-2M dapat menahan pemboman berulang oleh partikel limbah yang dapat dihasilkan oleh gas panas, yang membawa energi dalam jumlah besar.

Akan tetapi profesor fisika nuklir, Wang Yugang dari Peking University mengatakan, beberapa partikel radioaktif yang dihasilkan oleh reaksi fusi nuklir tidak dapat dibendung oleh medan magnet HL-2M.

"Tidak apa-apa untuk dioperasikan dalam jangka pendek," kata Wang.

Dia menambahkan, tidak ada bahan buatan manusia yang dapat menahan kerusakan kumulatif dari partikel subatom selama beberapa tahun atau dekade.

Namun untuk matahari buatan Korsel, belum diungkap secara rinci apa saja manfaat pembuatannya.

Energi fusi nuklir sendiri sudah lama diharapkan dapat mengatasi masalah kekurangan energi, yang secara teori hidrogen dari air laut dapat digunakan sebagai bahan bakar.

Baca juga: Meski Namanya Kurang Tepat, Matahari Buatan Jadi Tonggak Bersejarah China

5. Rencana ke depan

China membeberkan rencana mereka, untuk mencapai target produksi energi fusi reaktor HL-2M Tokamak yang akan dikomersialkan pada 2050.

Lalu tujuan akhir dari matahari buatan KSTAR adalah dapat melakukan operasi plasma berkelanjutan selama 300 detik, dengan suhu ion lebih tinggi dari 100 juta derajat Celsius pada 2025.

Baca juga: China Berencana Komersilkan Matahari Buatan pada 2050

Sumber: Kompas.com (Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Bernadette Aderi Puspaningrum, Danur Lambang Pristiandaru | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Bernadette Aderi Puspaningrum, Danur Lambang Pristiandaru)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com