KOMPAS.com - Kabar Amerika Serikat (AS) melobi negara muslim untuk berdamai dengan Israel itu diutarakan seorang anggota kabinet pemerintah Israel, Kamis (24/12/2020).
Diplomasi damai diupayakan bisa membuahkan hasil sebelum berakhirnya masa jabatan Presiden AS Donald Trump pada 20 Januari 2021 mendatang.
"Kami sedang bekerja ke arah sana,” kata Menteri Kerjasama Regional Israel, Ofir Akunis, kepada stasiun televisi Ynet TV.
"Saya kira, nanti akan ada pengumuman dari AS soal sebuah negara lain yang akan mengumumkan normalisasi hubungan dengan Israel dan, pada intinya, dilengkapi infrastruktur yang komplit untuk sebuah kesepakatan – sebuah kesepakatan damai,” kata dia.
Akunis menolak menyebutkan nama negara yang dimaksud. Salah satunya berada di Teluk, namun bukan Arab Saudi.
Negara lain berada di timur Jazirah Arab, sebuah negara muslim yang tidak kecil, tapi bukan Pakistan, katanya.
Indonesia sejauh ini menegaskan hanya akan berdamai jika Palestina merdeka. Malaysia juga mengambil sikap serupa.
Ada pun di Dhaka, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Bangladesh memastikan negaranya tidak tertarik pada normalisasi hubungan dengan Israel.
"Posisi kami masih sama,” kata dia.
Normalisasi hubungan dengan negara muslim non-Arab diyakini akan semakin memperkuat posisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jelang pemilu pada Januari mendatang 2021 dan memoles rapor pemerintahan Trump yang ingin mencalonkan diri kembali.
Baca juga: Muncul Kabar Normalisasi Hubungan Indonesia-Israel, Kemenlu Langsung Membantah
Sementara itu pada Kamis, Kementerian Luar Negeri AS memastikan bakal membuka kantor konsulat di Sahara Barat.
Keputusan tersebut sekaligus menandakan pengakuan resmi terhadap klaim kedaulatan Maroko.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, proyek pembukaan fasilitas baru itu sudah dimulai.
Prosesnya mencakup pembelian properti di El-Aaiun, ibu kota Sahara Barat yang diakui Maroko, serta perekrutan tenaga kerja.
Pompeo enggan merinci kapan kantor konsulat di Sahara Barat akan dibuka. Sampai saat itu, layanan konsuler di Sahara Barat akan diambil alih oleh Kedutaan BesarAS di Rabat secara virtual.
Baca juga: AS Janjikan Bantuan Rp 28 Triliun jika Indonesia Buka Hubungan dengan Israel