Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Peringatkan Potensi Virus Baru Lebih Mematikan Muncul Usai Pandemi Covid-19

Kompas.com - 24/12/2020, 21:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

KONGO, KOMPAS.com - Dokter yang menemukan Ebola telah memperingatkan lebih banyak pandemi yang bahkan lebih mematikan dari pada Covid-19 yang mengancam umat manusia.

Profesor Jean-Jacques Muyembe Tamfum adalah bagian dari tim peneliti, yang menyelidiki wabah virus Ebola pertama yang diketahui pada 1976.

Prof Muyembe Tamfum sekarang khawatir dunia menghadapi sejumlah virus baru dan berpotensi fatal yang muncul dari hutan hujan tropis Afrika, seperti yang dilansir dari The Sun pada Rabu (23/12/2020).

"Kami sekarang berada di dunia di mana patogen baru akan keluar," kata Prof Muyembe Tamfum kepada CNN.

"Dan itulah yang merupakan ancaman bagi kemanusiaan," tambahnya.

Ditanya apakah dia yakin pandemi di masa depan bisa lebih apokaliptik daripada Covid-19, dia menjawab dengan dingin, "Ya, ya, saya kira begitu."

Baca juga: Meski Dilanda Pandemi, Sistem Perawatan Kesehatan di Romania Tetap Karut-Marut

Para peneliti sekarang bekerja untuk memerangi ancaman yang disebut "Penyakit X", patogen yang dapat melanda dunia secepat Covid-19, tetapi dengan tingkat kematian yang mengejutkan seperti Ebola.

Sebagai peneliti muda, saat itu Profesor Muyembe mengambil sampel darah dari korban penyakit yang tidak diketahui sebelumnya yang menewaskan 9 dari 10 pasien itu.

Sampel tersebut dikirim dari Republik Demokratik Kongo (DRC) ke para ilmuwan di seluruh dunia yang menemukan virus berbentuk cacing dalam darah pasien yang kemudian dinamai menurut sungai Ebola.

Diyakini penyakit itu, yang menyebabkan muntah dan pendarahan internal yang mengerikan. Penyakit pertama kali menyebar ke manusia dari hewan mungkin kelelawar buah.

Prof Muyembe sekarang menjalankan Institut National de Recherche Biomédicale di Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik Kongo.

Ia memperingatkan akan ada lebih banyak penyakit zoonosis yang berpotensi muncul, di mana patogen melompat antara hewan dan manusia.

Covid-19 adalah penyakit zoonosis yang dikhawatirkan beberapa orang melanda manusia di pasar basah di Wuhan, China, pada akhir tahun lalu.

Baca juga: Thailand Gelar Pilkada di Tengah Protes Massa dan Pandemi Covid-19

Akibat ekosistem yang rusak

Prof Muyembe percaya manusia yang dengan cepat merambah ke alam liar sangat meningkatkan risiko pandemi baru.

"Jika Anda pergi ke hutan...Anda akan mengubah ekologi, dan serangga dan tikus akan meninggalkan tempat ini dan datang ke desa-desa...jadi inilah penularan virus, dari patogen baru," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com