KONGO, KOMPAS.com - Dokter yang menemukan Ebola telah memperingatkan lebih banyak pandemi yang bahkan lebih mematikan dari pada Covid-19 yang mengancam umat manusia.
Profesor Jean-Jacques Muyembe Tamfum adalah bagian dari tim peneliti, yang menyelidiki wabah virus Ebola pertama yang diketahui pada 1976.
Prof Muyembe Tamfum sekarang khawatir dunia menghadapi sejumlah virus baru dan berpotensi fatal yang muncul dari hutan hujan tropis Afrika, seperti yang dilansir dari The Sun pada Rabu (23/12/2020).
"Kami sekarang berada di dunia di mana patogen baru akan keluar," kata Prof Muyembe Tamfum kepada CNN.
"Dan itulah yang merupakan ancaman bagi kemanusiaan," tambahnya.
Ditanya apakah dia yakin pandemi di masa depan bisa lebih apokaliptik daripada Covid-19, dia menjawab dengan dingin, "Ya, ya, saya kira begitu."
Baca juga: Meski Dilanda Pandemi, Sistem Perawatan Kesehatan di Romania Tetap Karut-Marut
Para peneliti sekarang bekerja untuk memerangi ancaman yang disebut "Penyakit X", patogen yang dapat melanda dunia secepat Covid-19, tetapi dengan tingkat kematian yang mengejutkan seperti Ebola.
Sebagai peneliti muda, saat itu Profesor Muyembe mengambil sampel darah dari korban penyakit yang tidak diketahui sebelumnya yang menewaskan 9 dari 10 pasien itu.
Sampel tersebut dikirim dari Republik Demokratik Kongo (DRC) ke para ilmuwan di seluruh dunia yang menemukan virus berbentuk cacing dalam darah pasien yang kemudian dinamai menurut sungai Ebola.
Diyakini penyakit itu, yang menyebabkan muntah dan pendarahan internal yang mengerikan. Penyakit pertama kali menyebar ke manusia dari hewan mungkin kelelawar buah.
Prof Muyembe sekarang menjalankan Institut National de Recherche Biomédicale di Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik Kongo.
Ia memperingatkan akan ada lebih banyak penyakit zoonosis yang berpotensi muncul, di mana patogen melompat antara hewan dan manusia.
Covid-19 adalah penyakit zoonosis yang dikhawatirkan beberapa orang melanda manusia di pasar basah di Wuhan, China, pada akhir tahun lalu.
Baca juga: Thailand Gelar Pilkada di Tengah Protes Massa dan Pandemi Covid-19
Prof Muyembe percaya manusia yang dengan cepat merambah ke alam liar sangat meningkatkan risiko pandemi baru.
"Jika Anda pergi ke hutan...Anda akan mengubah ekologi, dan serangga dan tikus akan meninggalkan tempat ini dan datang ke desa-desa...jadi inilah penularan virus, dari patogen baru," katanya.