Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Botol Isi Udara Inggris Dibandrol Rp 480.160 untuk Obat Rindu Kampung Halaman

Kompas.com - 24/12/2020, 07:48 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

LONDON, KOMPAS.com - Di Inggris sebuah perusahaan melakukan terobosan dengan menjual udara kisaran 25 poundsterling (Rp 480.160) di tengah pemberlakuan pembatasan perjalanan ketat akibat Covid-19.

Varian baru virus corona di Inggris yang dapat menyebar lebih cepat, telah membuat sejumlah negara di seluruh dunia memberlakukan larangan dan pembatasan perjalanan dengan negara kerajaan tersebut.

Akibatnya, sebagian besar penduduknya tidak dapat kembali dalam waktu yang relatif cukup lama.

Potensi rindu kampung halaman kemudian menjadi momen untuk sebuah perusahaan menjual udara yang dapat dipesan untuk dihirup, yang setidaknya dapat mengobati sedikit rasa rindu.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona di Inggris Dicurigai telah Masuk Hong Kong Melalui 2 Pelajar

Perusahaan tersebut saat ini menjual botol udara "asli" dari Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara untuk memberikan aroma rumah bagi penduduknya di luar negeri, seperti yang dilansir dari CNN pada Selasa (22/12/2020).

Selain dari 4 negara tersebut, perusahaan juga dapat menerima permintaan khusus untuk lokasi Inggris tertentu lainnya.

Baru-baru ini dikatakan perusahaan itu mendapatkan pesanan dari seorang Welshman yang meminta sampel udara kampung halamannya di wilayah pegunungan Snowdonia di barat laut Wales.

Udara itu dikemas dalam botolan yang dibandrol 25 poundsterling (Rp 480.160) per 500 ml, dilengkapi dengan sumbat gabus, sehingga penerima dapat terus membukanya dan mencium aromanya kapan pun mereka membutuhkannya.

Baca juga: Waspadai Varian Baru Virus Corona, Filipina Susul 40 Negara Tangguhkan Penerbangan dari Inggris

Aroma rumah

Tim My Baggage yang mendistribusikan botol udara kampung halaman untuk orang Inggris di luar negeri, mengatakan bahwa mereka terinspirasi dari hasil penelitian yang menghubungkan indra penciuman manusia dengan ingatan emosional.

"Kami ingin membantu mereka (penduduk Inggris yang tinggal di luar negeri) agar terhubung kembali dengan rumah dan kami tahu dari penelitian yang dipublikasikan bahwa indra penciuman kita sangat menggugah emosi," kata juru bicara perusahaan.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona, Uni Eropa Minta Negara Anggota Tak Blokir Perjalanan dari Inggris

"Dengan memungkinkan penerima menghirup udara dalam-dalam dari negara asalnya, kami berharap dapat meredakan kerinduan dan membantu mereka menyesuaikan diri dengan kehidupan baru, di mana pun itu," lanjutnya.

Perilisan produk udara botolan Inggris itu dilakukan, setelah lebih dari 4 tahun perusahaan pertanian udara Aethaer mulai menjual botol 580 ml udara pedesaan Inggris kepada pembeli dari kota-kota China yang tercemar, seperti Beijing dan Shanghai seharga 115 dollar AS (Rp 1,6 juta).

Baca juga: Di Tengah Lonjakan Virus Corona di Inggris, Keluarga Kerajaan Dituduh Langgar Aturan

Sementara itu, perusahaan Kanada Vitality Air menawarkan tabung udara segar dari Pegunungan Rocky kepada pembeli China, dengan harga mulai dari 52,99 dollar AS (Rp 752.436) untuk satu pack berisi 2 botol 8 liter.

Sementara perusahaan Swiss, Swissbreeze menjual udara dari daerah pegunungan di negara Eropa Tengah dengan harga 20 dollar AS (Rp 283.991) untuk botol berisi 8 liter.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Terdeteksi di 57 Lokasi Berbeda di Inggris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com