Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Diduga Suntik Mati 27 Monyet di Pusat Penelitiannya

Kompas.com - 23/12/2020, 14:51 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Sebanyak 27 monyet yang ditempatkan di fasilitas NASA dilaporkan dibunuh alih-alih dikirim ke tempat perlindungan. Seorang anggota parlemen New York menuntut untuk mengetahui alasan tindakan ini.

“Semua 27 primata di Pusat Penelitian Ames NASA di Silikon Valley California diberi obat dengan dosis mematikan untuk membunuh mereka pada 2 Februari 2019,” kata Guardian pada Selasa (22/12/2020).

Menurut dokumen yang diperoleh Guardian berdasarkan Undang-Undang Kebebasan Informasi, primata itu sudah menua dan 21 ekor menderita penyakit Parkinson.

Dalam surat 8 September yang diperoleh The Post, Anggota Parlemen New York Kathleen Rice, mengutip "Catatan Disposisi Hewan 2018-2019" milik NASA. Dia meminta Administrator NASA Jim Bridenstine untuk memberi klarifikasi atas pembantaian tersebut.

Baca juga: Peluncuran 2 Astronot NASA dengan SpaceX, Trump Beri Pujian

Rice mengatakan beberapa primata hanya mengalami efek dari penuaan, dan ditempatkan tanpa batas waktu di laboratorium, meskipun tidak digunakan dalam protokol penelitian terbaru.

"Jika tidak ada pertimbangan agar mereka bisa menjalani usia pensiun di tempat perlindungan satwa, tolong jelaskan mengapa ini terjadi?," tulisnya.

"Saya khawatir bahwa kegagalan untuk mempertimbangkan pensiunan monyet-monyet ini ke tempat perlindungan berdasarkan kasus per kasus, dan malah menidurkan seluruh koloni, adalah perilaku memandang rendah hak hidup hewan."

Para pendukung hak-hak hewan juga marah dengan kabar yang mengejutkan itu.

John Gluck, pakar etika hewan di University of New Mexico, mengatakan primata tampaknya tidak dianggap layak mendapat kesempatan untuk hidup di suaka.

“Memilih memusnahkan ketimbang ekspresi moral sederhana. Ini memalukan untuk mereka yang bertanggung jawab, ”katanya.

Baca juga: NASA Akan Beri Nama Kantor Pusatnya Mary Jackson, Siapakah Dia?

Mike Ryan dari Rise for Animals, sebuah kelompok nirlaba yang memperoleh dokumen tersebut, mengatakan monyet diperlakukan dengan tragis.

“NASA memiliki banyak kekuatan, tetapi dalam hal praktik kesejahteraan hewan, mereka sudah sangat tertinggal,” tambahnya.

NASA menggunakan simpanse dan primata lainnya untuk menguji kapsul ruang angkasa Merkurius. Simpanse berusia 3 tahun bernama Ham juga digunakan dalam misi ke luar angkasa pada 1961.

Tetapi monyet yang dibunuh tahun lalu adalah bagian dari perawatan bersama dengan LifeSource BioMedical, sebuah perusahaan obat yang menyewa ruang di Pusat Penelitian Ames, menurut laporan Guardian.

CEO LifeSource, Stephanie Solis mengatakan perusahaan mendapatkan satwa tersebut bertahun-tahun yang lalu. Karena usia dan kesehatan yang buruk mencegah mereka ditempatkan di tempat perlindungan.

Baca juga: Kosmonaut NASA Akan Ikut Pemilu AS di Luar Angkasa

Solis juga mengatakan primata tersebut tidak pernah menjadi subjek percobaan penelitian sejak saat itu.

“Kami setuju untuk menerima hewan itu, bertindak sebagai tempat perlindungan dan memberikan semua perawatan dengan biaya kami sendiri. Itu dilakukan sampai usia mereka lanjut dan kesehatannya menurun, sehingga diputuskan agar eutanasia secara manusiawi dilakukan, untuk menghindari kualitas hidup yang buruk,” kata Solis.

Seorang juru bicara NASA tidak segera memberikan komentar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com