BANGKOK, KOMPAS.com - Ribuan foto seksual milik selir Raja Thailand, Sineenat Wongvajirapakdi, diduga sengaja disebarkan kepada aktivis anti-monarki. Hal ini diduga berkaitan dengan intrik dan persaingan dalam Kerajaan Thailand.
Ada sekitar 1.400 selfie yang dilaporkan secara eksplisit menggambarkan seksualitas, diduga telah dicuri dari selir berusia 35 tahun itu.
Sebelumnya, perempuan yang akrab dipanggil Koi dibebaskan dari penahanan awal tahun ini setelah menghabiskan sepuluh bulan di penjara.
Dia telah dituduh bermusuhan dengan ratu, tetapi sekarang telah dinyatakan "bersih." Koi sudah dikembalikan ke perannya sebagai permaisuri resmi Raja Maha Vajiralongkorn yang berusia 68 tahun.
Diduga, foto-foto telanjang miliknya dikirim awal tahun ini kepada Andrew MacGregor Marshall, kritikus Inggris terkemuka yang aktif menyoroti isu soal Thailand.
Baca juga: Foto Seksual Sineenat Selir Raja Thailand Bocor ke Publik
Ada juga yang dikirim ke Pavin Chachavalpongpun, seorang akademisi Thailand yang tinggal di Jepang. Dia juga menghadapi tuntutan pidana di Thailand atas kritiknya terhadap monarki.
Kepada The Daily Beast, Marshall mengatakan memutuskan untuk mengungkap kepada publik bahwa dia telah mendapat foto-foto itu setelah Chachavalpongpun membuka temuanya. Chachavalpongpun telah merilis beberapa gambar yang tidak terlalu sensual.
Menurutnya, pada Agustus, saat Koi diterima kembali ke rumah kerajaan, dia menerima sepucuk surat yang dikirim ke alamat lama yang tidak lagi dia tinggali.
Surat itu berisi kartu memori SD. Dikirimkan menggunakan "alamat pengirim palsu" yang sesuai dengan markas besar badan intelijen Jerman di Berlin.
“Ada 1.400 foto dari empat iPhone yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah foto yang sangat mesra” terangnya.
Baca juga: Melihat Cara Raja Thailand Urus Negara dari Jerman Ditemani Rombongan Selir
“Saya membuat keputusan untuk tidak menerbitkannya. Mereka jelas telah dikirim kepadaku tanpa persetujuannya. Tapi aku juga hanya melihat ini sebagai permainan kelompok politik (faksi) di istana.”
Sebelumnya pada Agustus, rumahnya di Skotlandia diawasi. Ancaman ditinggalkan di depan pintu. Periode itu menurutnya, cukup mengkhawatirkan. Jadi dia tidak berharap ikut terseret ke dalam politik istana.
Tapi kemudian, Chachavalpongpun merilis beberapa gambar, dan mendeskripsikan konten lainnya. Dia beralasan melakukan itu untuk mengekspos kepalsuan citra yang coba digambarkan keluarga Kerajaan Thailand.
Marshall akhirnya merasa pantas untuk mendukung tindakan tersebut dengan juga mengungkapkan telah menerima foto-foto yang sama.
"Dari waktu terjadinya semuanya, itu jelas merupakan upaya untuk menyabotase kembalinya dia (Koi) ke pengadilan," kata Marshall.
Baca juga: PBB Minta Thailand Ubah Hukum Anti-Penghinaan Monarki “Lese Majeste”
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.