Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Bersejarah, Perempuan Arab Saudi Akhirnya Diizinkan Bekerja Sebagai Pramugari

Kompas.com - 22/12/2020, 11:51 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

RIYADH, KOMPAS.com – Maskapai penerbangan asal Arab Saudi, Saudi Arabian Airlines (Saudia), secara resmi membuka lowongan pramugari untuk para perempuan di negara tersebut.

Itu merupakan pertama kalinya wanita Arab Saudi diperbolehkan menjadi pramugari di Arab Saudi sebagaimana dilansir dari The Jerusalem Post, Senin (21/12/2020).

Melalui sebuah pengumuman yang dikeluarkan pada Jumat (18/12/2020), para pelamar minimal harus berijazah SMA dan berusia antara 20 hingga 30 tahun.

Saudia juga mensyaratkan para pelamar harus fasih berbahasai Inggris. Selain itu, tinggi dan berat badan pelamar harus sesuai dengan “standar” Saudia.

Saudia adalah maskapai penerbangan terbesar ketiga di Timur Tengah dalam hal pendapatan, di belakang Emirates dan Qatar Airways.

Baca juga: Jadi Korban PHK, Eks Pramugari Jualan Alpukat demi Sambung Hidup

Seorang analis sekaligus akademisi, Karema Bokhary, mengatakan kepada The Media Line bahwa dalam lima tahun ke depan atau lebih, perempuan Arab Saudi mungkin memiliki hak yang sama dengan pria.

“Mengizinkan perempuan Arab Saudi bekerja sebagai pramugari merupakan topik yang sangat menarik. Saya akan memantau siapa yang akan mendaftar dan jumlahnya,” kata Bokhary.

Dia menjelaskan bahwa secara historis, masyarakat Arab Saudi telah melarang perempuan untuk bekerja sebagai wiraniaga, apalagi pramugari yang dianggap sebagai pelayan.

"Mereka (Arab Saudi) mungkin menganggapnya sebagai penghinaan lebih lanjut bagi wanita Saudi karena mereka harus melayani, membersihkan, dan menangani permintaan apa pun karena itu akan menjadi pekerjaan mereka," imbuh Bokhary.

Bokhary menambahkan, keputusan untuk mengizinkan wanita bekerja sebagai pramugari merupakan titik balik yang baik di Kerajaan Arab Saudi.

Baca juga: Pramugari Korban PHK Jualan Elpiji untuk Sambung Hidup, Curhatnya Viral di Medsos

“Selain itu, bayaran untuk pekerjaan itu sangat tinggi, terutama karena membuka jalan bagi perempuan yang bukan lulusan universitas untuk bekerja,” sambung Bokhary.

Dia mengindikasikan bahwa gerakan untuk mendukung hak-hak perempuan dimulai pada masa pemerintahan Raja Abdullah bin Abdulaziz (2005-2015).

Gerakan tersebut semakin berbuah di bawah pemerintahan Raja Arab Saudi saat ini, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.

"Dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) telah sepenuhnya membuka jalan bagi wanita dan mendukung penuh wanita Saudi, dan dia tidak mundur. Langit adalah batas mereka," kata Bokhary.

Bokhary menambahkan MBS mencanangkan program bernama Saudi Vision 2030 yang memungkinkan wanita bekerja di berbagai industri. Sedangkan di masa lalu, wanita hanya terbatas pada beberapa sektor seperti pendidikan.

Baca juga: Mantan Pramugari Bercinta dengan Remaja di Sekolah, Hanya Dipenjara Seminggu

Ahli sosiologi politik dari King Saud University, Profesor Widad al-Jarwan, mengatakan kepada The Media Line bahwa orang-orang harus ingat bahwa wanita Arab Saudi ingin menjalani kehidupan normal.

70 tahun lalu dan banyak wanita yang telah lulus sebagai guru dan dokter.

“Dan pintu terbuka bagi mereka lebih dari 15 tahun yang lalu dalam hal belajar di luar negeri, sama seperti laki-laki di segala bidang,” ujarnya.

Jarwan menambahkan kendala yang dihadapi wanita dalam beberapa hal tidak hanya terjadi di Arab Saudi, namun terjadi di seluruh dunia, bahkan di negara-negara maju sekali pun.

Baca juga: Pramugari Malindo Air Selundupkan Narkoba lewat Bra dan Celana Dalam ke Australia

“Sekarang ada perubahan dan transformasi baru yang meliputi reformasi hukum, sosial, dan urusan sipil perempuan secara radikal, di bawah Saudi Vision 2030,” tutur Jarwan.

Perempuan adalah separuh dari masyarakat, dan pilihan untuk memberdayakan perempuan semakin meningkat terkait jenis pekerjaan dan spesialisasi mereka, dan mendapatkan semua hak keluarga, sosial dan hukum mereka,” lanjut Jarwan.

Baca juga: Ponsel Jurnalis Al Jazeera Diretas Spyware Bikinan Israel, Arab Saudi dan UEA Dituduh Jadi Dalangnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com