WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menudin Rusia bertanggung jawab atas serangan siber yang menghantam sejumlah situs pemerintahan.
"Kami bisa mengatakan dengan jelas bahwa Rusia yang sudah bertanggung jawab dalam aksi ini," ujar Pompeo pada Jumat waktu setempa (18/12/2020).
Sementara Presiden Donald Trump berusaha merendahkan tudingan itu dengan menyatakan, bukan Kremlin yang menjadi pelakunya, melainkan China.
Baca juga: Apa Itu Sunburst Peretasan Terbesar yang Bobol Sejumlah Kementerian Penting AS?
Pada pekan lalu, otoritas keamanan AS menyatakan terjadi serangan siber yang menyasar sebuah program bernama SolarWinds.
Peretasan yang salah satunya menghantam kementerian keuangan itu ternyata sudah terjadi berbulan-bulan. Moskwa membantah berada di balik serangan.
Selain kementerian keuangan, badan pemerintah lain yang terkena adalah kantor yang menangani urusan nuklir, seperti dikutip BBC Sabtu (19/12/2020).
Kementerian Energi AS meski begitu menuturkan, para peretas tidak berhasil mendapatkan akses untuk membobol persenjataan nuklir.
Sekutu Washington lain yang menjadi sasaran adalah Inggris, di mana pelaku diyakini menggunakan program manajemen jaringan yang sama.
Peneliti pun menyebut serangan ini sebagai Sunburst, yang dilaporkan persiapannya butuh bertahun-tahun untuk menyebabkan salah satu serangan siber terhebat dunia.
Baca juga: Intel 471: Rusia Sokong Program Nuklir Korea Utara Melalui Aliansi Kejahatan Siber
Dalam wawancara dengan salah satu radio, Pompeo berujar dia yakin "Negeri Beruang Merah" sudah menyerang kantor pemerintahan mereka maupun perusahaan swasta.
Dia menjelaskan, terdapat upaya yang dilakukan peretas memanfaatkan celah pada SolarWinds untuk memperoleh kode akses di situs rahasia negara.
Pompeo menyatakan, investigasi mereka masih belum secara pasti mengungkap siapa pelakunya, dengan sifatnya yang masih bersifat rahasia.
Meski begitu, dia menekankan Kremlin sudah meremehkan mereka, dan menegaskan bahwa Presiden Vladimir Putin "berada dalam risiko besar".
Baca juga: Menlu AS: Serangan Siber Korea Utara Lebih Berbahaya daripada Rusia
Presiden berusia 74 tahun tersebut dalam dua kicauannya Sabtu memberikan label "media palsu", karena dianggap terlalu membesarkannya.
Dia mengeklaim sudah mendapatkan laporannya dan baginya, segalanya sudah tertangani. "Rusia, Rusia, Rusia, adalah nyanyian mereka jika terjadi sesuatu," ujar dia.
Trump malah memaparkan bahwa China yang bertanggung jawab, meski dalam menteri luar negerinya sendiri sudah menyatakan Moskwa.
Ini adalah kali kesekian sang presiden melunak kepada Rusia. Sebelumnya, dia terkesan meremehkan laporan bahwa Kremlin memberi Taliban imbalan untuk membunuh pasukan AS.
Baca juga: AS Langsung Ambil Langkah Darurat Setelah Kena Serangan Siber
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.