Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Orang China Percaya Ganti Nama Bisa Mengubah Peruntungan?

Kompas.com - 18/12/2020, 20:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Namun, dia lebih skeptis mengenai perubahan nama sebagai obat mujarabnya. "Dugaan saya adalah bahwa sistem kekebalan saya menjadi lebih baik ketika saya bertambah tua."

Meskipun tidak ada bukti ilmiah bahwa takhayul ini memiliki efek nyata, perubahan nama dapat memiliki efek plasebo yang kuat, menurut Zhang Yan, profesor pemasaran di National University of Singapore. Dia melakukan penelitian ekstensif tentang psikologi di balik ritual klenik.

Zhang berkata, "Orang-orang mendambakan bisa memegang kendali, terutama selama masa ketidakpastian. Mengganti nama dapat memberi orang rasa kendali yang mereka inginkan, seolah-olah mereka dapat mengubah suatu kejadian karena mereka mengubah namanya.

"Ini tidak akan membantu secara obyektif. Tapi jika kita memperhitungkan bahwa rasa memegang kendali seperti itu dapat meredakan kecemasan, ada kemungkinan bahwa tindakan ini dapat berkontribusi positif pada perkembangan peristiwa di kemudian hari, karena orang mungkin jadi lebih percaya diri."

Baca juga: China Sambut Baik Rencana WHO Berkunjung untuk Selidiki Asal-usul Covid-19

Di Hong Kong, keluarga Laura Yip yakin bahwa perempuan berusia 23 tahun itu menjadi lebih santai setelah dia mengubah namanya pada usia 18 tahun.

Dia berkata, "Seluruh keluarga percaya pada feng shui, dan saya juga, entah bagaimana. Paman berkata lebih mudah bagi saya untuk menikah jika saya mengganti nama, dan ibu ingin saya lebih beruntung saat tumbuh dewasa. "

Yip, yang semula bernama Yip On Yu, memberikan rincian ulang tahunnya kepada seorang peramal, yang menawarinya nama baru setelah "berkonsultasi dengan para dewa".

Nama barunya adalah, Yip Shun Yan, yang sangat dia sukai, dimaksudkan untuk menyeimbangkan kembali elemen-elemen dalam hidupnya dan meningkatkan keberuntungannya dalam hubungan asmara.

Seluruh proses itu tidak murah, menghabiskan biaya sekitar Rp 27 juta, termasuk Rp 900.000 untuk mendaftarkan perubahan nama resmi. Tapi dia yakin itu sepadan.

"Saya dulu sangat blak-blakan ketika saya masih muda, dan mereka berdua (ibu dan pamannya) bilang bahwa saya menjadi lebih 'feminin' dan 'bersuara lembut' setelah nama saya diubah."

"Saya tidak yakin bahwa nama baru adalah alasannya, tetapi saya menjadi lebih ramah dan sopan setelah saya mulai bekerja."

Baca juga: Hubungan Dengan China Makin Panas, Taiwan Luncurkan Pembunuh Kapal Induk

Yip mengatakan, ibunya memanggil namanya setidaknya dua kali pada pagi hari untuk membuat perubahan nama bekerja lebih baik.

"Menurut peramal, akan lebih efektif jika orang memanggil nama baru lebih sering, jadi saya meminta teman-teman untuk memanggil saya dengan nama baru."

Bukti anekdotal menunjukkan tren perubahan nama ini terjadi selama masa ketidakpastian, di bagian lain Asia di mana tradisi Tionghoa dipraktikkan.

Misalnya, laporan menunjukkan bahwa hampir 150.000 warga Korea Selatan melamar untuk mengganti nama pada tahun 2016 ketika tingkat pengangguran tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com