Aktivis anti-korupsi dan ayah dua anak itu mengatakan dia yakin Putin memerintahkan operasi itu setelah dia mengumumkan akan mencalonkan diri sebagai presiden Rusia.
"Kami sekarang memiliki penjahat, penyebabnya, pembunuh dan senjata pembunuhan," tambahnya.
Navalny akan membuat permintaan formal untuk penyelidikan keracunannya oleh Komite Investigasi Rusia.
Kremlin telah membantah keterlibatan Putin dan menyarankan agar Navalny bekerja dengan CIA di Amerika Serikat (AS).
Bellingcat menunjuk tiga petugas FSB yang membuntuti Navalny saat dia melakukan perjalanan dari Moskow ke Siberia pada Agustus. Ada juga lima agen lainnya yang terlibat dalam operasi tersebut.
Mereka termasuk Alexey Alexandrov, seorang dokter militer (39 tahun); Ivan Osipov, juga seorang dokter medis dengan pelatihan; dan Vladimir Panyaev, yang menyamar sebagai penjual lampu dan tinggal di gedung Navalny sampai terjadinya insiden keracunan.
Panyaev, 40, sebenarnya bekerja di Institut Kriminalistik FSB, juga dikenal sebagai fakultas racun.
Baca juga: Rusia Bungkam soal Keracunan Navalny, Sanksi dari Uni Eropa Menanti
Bellingcat, yang bekerja dengan CNN di AS, Der Spiegel di Jerman dan The Insider di Rusia, mengatakan, pihaknya menggunakan catatan telekomunikasi dan data perjalanan, termasuk manifes penerbangan, untuk melacak pergerakan agen.
Tim yang sama mungkin telah melakukan upaya pembunuhan sebelumnya pada Juli. Yaitu ketika istri Navalny, Yulia, jatuh sakit dalam perjalanan bersamanya ke Kaliningrad.
Navalny mengatakan dia bisa saja diracuni oleh koktail di bar hotelnya di kota Tomsk di Siberia, malam sebelum penerbangannya kembali ke Moskow.
Saat itu dia meminta Bloody Mary tetapi diberitahu bahwa bar tidak memiliki menu itu. Dia pun menerima negroni sebagai gantinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.