Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babi Hasil Modifikasi Genetik Disetujui Jadi Produk Medis dan Pangan

Kompas.com - 15/12/2020, 14:14 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA AS) menyetujui penggunaan babi hasil modifikasi genetika untuk keperluan medis dan pangan, pada Senin (14/12/2020).

Babi jenis ini dilaporkan tidak memiliki senyawa yang dapat memicu alergi pada manusia.

Melansir CNN, FDA menyatakan babi ini menghasilkan daging yang aman untuk dimakan. Organ serta jaringannya juga aman untuk kebutuhan transplantasi dan penggunaan biomedis lainnya.

Orang yang alergi terhadap senyawa alpha-gal juga disebut aman menggunakan produk ini. Senyawa alpha-gal merupakan jenis gula yang ditemukan pada permukaan sel hewan.

Temuan ini diharapkan dapat membantu orang yang memiliki alergi yang terkadang dipicu oleh gigitan kutu tersebut.

"Persetujuan pertama produk bioteknologi hewan untuk makanan dan sebagai sumber potensial untuk penggunaan biomedis menjadi capaian luar biasa dalam inovasi ilmiah," kata Komisaris FDA Dr Stephen Hahn.

Baca juga: Parlemen Taiwan Disiram Jeroan Babi dalam Protes Pelonggaran Impor

Babi, yang memiliki lisensi dari Revivicor Inc, anak perusahaan United Therapeutics, disebut babi GalSafe.

Revivicor adalah turunan dari PPL Therapeutics. Perusahaan tersebut menghasilkan mamalia pertama yang dikloning dari mamalia dewasa, Dolly the sheep, pada 1996.

“Produk yang dibuat dari tubuh babi ini dapat digunakan dengan aman oleh orang-orang dengan sindrom alpha-gal,” kata pejabat FDA pada konferensi pers.

Penggunaannya termasuk untuk obat pengencer darah, heparin, yang dibuat dari usus babi. Serta untuk keperluan medis seperti transplantasi jaringan atau organ.

FDA dalam pernyataannya menyatakan, kondisi alergi paling sering muncul di AS saat kutu jenis Lone Star menggigit seseorang dan mengirimkan gula alpha-gal ke tubuh orang itu.

Baca juga: Tepergok Selingkuhi Istri Orang, Pria Ini Dikurung di Kandang Babi Lalu Diceburkan ke Sungai

Pada beberapa orang, hal ini memicu reaksi sistem kekebalan yang kemudian menghasilkan reaksi alergi ringan hingga parah terhadap alpha-gal (gula ditemukan dalam daging merah).

FDA hanya menyetujui beberapa hewan yang dimodifikasi secara genetik. Sebelumnya, salmon hasil rekayasa genetik menjadi hewan yang disetujui untuk dipakai sebagai makanan.

“FDA melakukan tinjauan toksikologi. Kami telah memeriksa ini. Dan produk ini aman untuk populasi umum, produksi makanan manusia," kata Dr Steven Solomon, direktur Pusat Kedokteran Hewan FDA, kepada wartawan.

Pada 2009, FDA menyetujui produk pertama yang dibuat oleh hewan yang direkayasa secara genetik, antikoagulan.

Produk itu digunakan untuk pencegahan pembekuan darah pada pasien dengan penyakit langka yang dikenal sebagai defisiensi antitrombin herediter.

Produk yang dikenal sebagai ATryn itu, dibuat menggunakan susu kambing hasil rekayasa genetika.

Baca juga: Kebun Binatang London Datangkan Babi Paling Jelek di Dunia dari Indonesia

Ada juga terapi yang disebut Kanuma yang terbuat dari telur ayam hasil rekayasa genetik. Produk itu digunakan untuk mengobati orang yang kekurangan protein langka.

Ada juga Sevenfact yang dibuat dari susu kelinci hasil modifikasi secara genetik. Kegunaannya untuk mengobati jenis penyakit tertentu dari hemofilia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com