WASHINGTON, KOMPAS.com - YouTube akan mulai menghapus konten baru yang mengeklaim kecurangan suara, atau kesalahan yang dapat mengubah hasil pilpres AS (pemilihan presiden Amerika Serikat).
Pernyataan itu disampaikan layanan video milik Google tersebut sebulan setelah pemilihan presiden AS, pada Rabu (9/12/2020).
Melansir AP, pihak YouTube menyampaikan bahwa hal itu sejalan dengan cara mereka menangani pemilu AS sebelumnya.
Selasa (8/12/2020) dinilai sebagai tenggat waktu yang aman dan sudah cukup banyak negara bagian yang mengesahkan hasil mereka, untuk menentukan Joe Biden sebagai pemenang pilpres Amerika Serikat.
YouTube diterpa kritik karena tidak berbuat banyak untuk mencegah penyebaran informasi sesat di platform-nya. Tidak seperti Twitter dan Facebook yang menerapkan langkah-langkah yang dinilai cukup berhasil.
Baca juga: Hasil Pilpres AS: Ajudan Trump Hampir Akui Kekalahan, Janjikan Transisi Mulus
Sampai Rabu kemarin, YouTube tetap mempertahankan konten tak berdasar tentang penipuan pemilu Amerika Serikat.
Tidak ada bukti kecurangan yang luas dalam pilpres Amerika Serikat 2020. Petugas pemilu juga memastikan tidak ada kejanggalan yang serius dan pemilihan presiden berjalan dengan baik.
Jaksa Agung William Barr pekan lalu mengatakan, Departemen Kehakiman belum mengidentifikasi kecurangan pemilih yang akan mengubah hasil pemilu Amerika Serikat.
Namun hal itu tidak menghentikan Presiden Donald Trump dan para pendukungnya untuk mengajukan gugatan.
Situs berita konservatif dan akun YouTube berperan penting dalam menyebarkan klaim ini.
Baca juga: Twitter Tandai 300.000 Twit Sesat Soal Pemilu Amerika Serikat
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan