Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Punya Kamp Karantina Covid-19 Rahasia, 50.000 Orang Dilaporkan Tewas di Sana

Kompas.com - 07/12/2020, 07:35 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com – Kantor berita yang fokus pada kabar Korea Utara namun berbasis di Korea Selatan, Daily NK, melaporkan bahwa lebih dari 50.000 orang telah tewas dalam fasilitas karantina Covid-19 rahasia di Korea Utara.

Daily NK sendiri dijalankan oleh para pembelot Korea Utara yang sangat kritis terhadap pemerintahan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebagaimana dilansir dari The Washington Times.

Kantor berita tersebut juga menyebutkan bahwa di antara korban yang tewas tersebut, sebanyak 4.200 di antaranya merupakan personel angkatan bersenjata Korea Utara.

Daily NK mengeklaim laporannya tersebut bersumber dari para pejabat militer di Korea Utara. Laporan Daily NK tersbeut dipublikasikan pada Jumat (4/12/2020) pekan lalu.

Baca juga: Langgar Aturan Covid-19, Seorang Warga Korea Utara Dieksekusi di Depan Umum

Kendati demikian, The Washington Times tidak dapat memverifikasi laporan Daily NK tersebut.

Di sisi lain, seorang analis Korea Utara dari Foundation for Defense of Democracies, David Maxwell, mengatakan laporan tersebut harus dilihat dengan campuran skeptisisme dan keseriusan.

"Kita harus skeptis terhadap laporan itu. Tetapi jika (laporan itu) benar, kita perlu waspada," kata Maxwell yang juga merupakan mantan perwira Pasukan Khusus Amerika Serikat (AS).

Maxwell menambahkan, dalam pernyataan yang dia kirim melalui email, bahwa jika laporan tersebut terbukti benar, maka akan menyebabkan ketidakstabilan yang signifikan di dalam Korea Utara.

Baca juga: Korea Utara Tolak Bantuan Beras, Korsel Minta Ganti Uang ke WFP, Kenapa?

Hal itu tentu saja, imbuhnya, berimplikasi pada pengambilan keputusan Kim Jong Un dalam situasi kriris.

Laporan tentang adanya kamp karantina Covid-19 rahasia bertepatan dengan laporan upaya Korea Utara untuk meretas sejumlah perusahaan yang mengembangkan vaksin Covid-19.

Perusahaan yang coba diretas hacker Korea Utara salah satunya adalah raksasa farmasi AS, Johnson & Johnson.

Sejumlah sumber, yang terlibat dalam penyelidikan dugaan peretasan, mengatakan upaya peretasan tersebut dimulai pada Agustus dan September.

Baca juga: Korea Utara Dikabarkan Meretas Perusahaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Ketika itu, perlombaan untuk mengembangkan vaksin virus corona semakin meningkat di antara perusahaan farmasi di AS, Inggris, Korea Selatan dan lainnya, menurut laporan oleh Reuters dan The Wall Street Journal.

Sementara itu, Kim Jong Un belum mengonfirmasi satu pun kasus virus korona di Korea Utara.

Namun, pejabat Korea Selatan dan AS mengatakan laporan tersbeut cukup meragukan karena Korea Utara dan China terlibat dalam perdagangan yang signifikan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com