Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/12/2020, 18:38 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber AFP

DALLAS, KOMPAS.com - Pesawat jet seri 737 MAX milik Boeing mulai kembali menjalankan uji terbang setelah 20 bulan mendapat larangan terbang. Test terbang berhasil diselesaikan menggunakan layanan komersial American Airlines, Rabu (2/12/20).

Melansir AFP, penerbangan promosi itu berangkat sekitar 1610 GMT (09:15 WIB) dari Dallas dan mendarat sekitar 50 menit kemudian di Tulsa, Oklahoma. Pesawat mengalami beberapa turbulensi di sepanjang jalan.

Jet 737 MAX menimbulkan kerugian bagi Boeing setelah kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines yang total merenggut 346 nyawa.

Bencana-bencana itu menjerumuskan raksasa kedirgantaraan itu ke dalam krisis yang diperburuk oleh virus korona yang memukul perjalanan udara komersial.

Administrasi Penerbangan Federal AS pada pertengahan November mengizinkan 737 MAX untuk kembali beroperasi setelah peningkatan pada protokol pelatihan pesawat dan pilot.

Otoritas Brasil juga mengizinkan 737 MAX kembali terbang. Sementara pejabat Eropa diharap memberi persetujuan akhir Januari 2021. Masih jadi misteri utama sejauh mana China mengharapkan MAX lagi.

Baca juga: Boeing 737 Max 8 dan Penjelasan Penyebab Jatuhnya Lion Air JT-610 dan Ethiopian Airlines Flight 302

American Airlines merencanakan penerbangan komersial awal pada 29 Desember.
Pada Selasa, petinggi maskapai Doug Parker bersama istrinya, terbang dengan MAX. Ini dilakukan untuk meyakinkan konsumen bahwa jet tersebut aman.

“Tiga penerbangan uji lagi direncanakan sebelum penerbangan komersial pertama,” kata seorang juru bicara American Airlines kepada AFP.

Kritik dari keluarga korban

Kepala FAA Steve Dickson menggambarkan proses sertifikasi ulang jet itu lengkap ketika dia secara resmi menyetujui jet tersebut kembali terbang.

Dickson sendiri mengemudikan uji terbang dan mengatakan bulan lalu dia 100 persen nyaman dengan keluarganya terbang di jet itu.

Investigasi mengidentifikasi penyebab utama dari dua kecelakaan karena kesalahan pada sistem penanganan penerbangan. Sistem seharusnya mencegah pesawat berhenti saat naik tetapi malah memaksa hidung pesawat ke bawah.

FAA meminta Boeing untuk meningkatkan perangkat lunak yang terhubung ke sistem ini untuk mengatasi kekurangan tersebut.

Boeing juga berencana mendirikan pusat operasi untuk memantau penerbangan MAX secara real time.

Baca juga: Uni Eropa Izinkan Boeing 737 Max Terbang Januari 2021

Namun upaya itu tidak cukup bagi keluarga korban kecelakaan. Mereka menganggap penerbangan American Airlines sebagai "pertunjukan media", seperti disampaikan Kantor Hukum Clifford, yang mewakili kerabat dalam litigasi terhadap Boeing.

"Penerbangan promosi diatur oleh tim pemasaran American Airlines hanya karena perusahaan melakukan kesalahan dengan membeli lebih banyak pesawat MAX dibanding maskapai penerbangan lainnya," kata Michael Stumo, yang putrinya meninggal dalam kecelakaan Ethiopian Airlines.

"Penumpang harus menghindari pesawat ini karena yang lain lebih aman."

Dengan 24 pesawat MAX di armadanya, American Airlines memiliki jumlah pesawat terbesar kedua, setelah Southwest Airlines dengan 34 pesawat.

Pelanggan membatalkan ratusan pesanan untuk MAX tahun ini. Tetapi Boeing dapat melihat peningkatan minat jika pesawat kembali memenangkan persetujuan peraturan.

Saham Boeing naik lebih dari lima persen pada hari Rabu, menjadikannya pemenang terbesar dalam indeks Dow.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com