Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklan Keragaman Nike Tuai Reaksi Keras di Jepang, Kenapa?

Kompas.com - 02/12/2020, 19:48 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber BBC

 TOKYO, KOMPAS.com - Nike menghadapi reaksi keras di Jepang atas iklan yang menyoroti diskriminasi rasial di negara tersebut.

Melansir BBC, video tersebut menunjukkan pengalaman hidup nyata tiga pemain sepak bola muda dari berbagai warisan budaya.

Ikan ini sudah ditonton 25 juta kali tampilan di media sosial dan dibagikan sebanyak 80.000 kali.

Tetapi Iklan itu memicu perdebatan sengit. Masalahnya, Jepang tidak terbiasa membahas masalah sensitif secara terbuka seperti ras. Beberapa mempertanyakan apakah merek asing seharusnya ikut campur.

Nike Jepang mengatakan iklan tersebut menyoroti bagaimana orang mengatasi perjuangan sehari-hari dan konflik untuk menggerakkan masa depan mereka melalui olahraga.

Tetapi beberapa komentar di media sosial mengatakan Nike membesar-besarkan skala diskriminasi. Mereka beralasan tidak adil untuk memilih Jepang. Pengguna lain mengancam akan memboikot produk Nike.

Satu komentar mengatakan: "Seolah-olah mereka mencoba mengatakan jenis diskriminasi ini ada di mana-mana di Jepang."

Namun, ada juga komentar positif tentang iklan bertajuk "The Future Isn't Waiting" yang mengangkat isu rasisme.

Baca juga: Fantastis, Sepatu Nike Air Jordan Pertama Michael Jordan Laku Rp 8,3 M

Mengapa orang marah?

"Banyak orang Jepang tidak suka diberitahu oleh suara-suara luar untuk mengubah cara mereka," kata Morley Robertson, seorang jurnalis setengah Jepang, setengah Amerika.

Namun, lanjut dia jika orang asing menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang budaya atau aturan Jepang, maka orang Jepang yang sama akan berbalik menyemburkan dengan pujian.

Steve McGinnes, penulis "Surfing the Asian wave: How to survive and thrive in the new world order", meyakini bahwa iklan adalah tindakan “bunuh diri”.

"Rasisme endemik akan menjadi topik sensitif dalam budaya apa pun. Tetapi Nike seharusnya tidak berpikir sebagai merek asing. Itu pantas ditunjukan Nike kepada tuan rumah mereka,” ujar Steve.

Iklan Nike menurutnya secara kasar menyoroti subjek yang menurut banyak orang seharusnya terlarang bagi para tamu. Itu adalah tindakan bunuh diri bagi Nike.

Baca juga: Sinopsis Wrong Kind of Black, Potret Diskriminasi Rasial di Australia

Kerusakan merek?

Nike bukan satu-satunya merek Barat yang mendapat kecaman karena tidak memahami budaya Asia dan perilaku konsumen.

Tahun lalu, merek mewah Prancis Dior dikritik karena menggunakan peta China yang mengecualikan Taiwan.

Halaman:
Sumber BBC

Terkini Lainnya

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com