Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Trump Sebut Mantan Kepala Keamanan Pemilu AS Harusnya "Diseret dan Ditembak"

Kompas.com - 02/12/2020, 10:11 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Guardian

NEW YORK, KOMPAS.com - Joe DiGenova, salah satu pengacara Trump mengecam komentar "mafia" yang dilontarkan Chris Krebs, mantan Kepala Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (Cisa) dalam podcast di konservatif Newsmax TV Amerika.

“Seorang mantan kepala keamanan pemilu AS yang mengatakan kekalahan Donald Trump oleh Joe Biden tidak tunduk pada penipuan pemilih harus diseret keluar saat fajar dan ditembak", kata seorang pengacara kampanye Trump seperti dilansir Guardian.

Krebs dipecat sebagai kepala Cisa pada 17 November, tidak lama setelah dia mengatakan pemilihan AS 2020 adalah yang paling aman dalam sejarah Amerika. Pernyataan itu bertentangan dengan klaim Trump.

Krebs juga menggunakan Twitter untuk menyanggah teori konspirasi Trump secara terbuka.

DiGenova membuat komentar tentang Krebs di The Howie Carr Show, podcast yang ditayangkan di YouTube dan Newsmax TV yang bersekutu dengan Trump, pada hari Senin (30/11/20).

Baca juga: Berkaca dari Pilpres AS, Apa yang Harus Dilakukan untuk Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Pilkada?

DiGenova membela presiden dalam penyelidikan Rusia. Sekarang ia terlibat dalam upaya membalikkan hasil pemilu di negara-negara bagian yang jadi medan pertempuran. Kampanye Trump telah memenangkan satu gugatan - dan kalah 39.

DiGenova mengatakan tim hukum Trump berbicara dengan juri dan mencoba memengaruhi juri. Ia menyebut hakim dan badan legislatif negara bagian dan gubernur di negara bagian sebagai sekelompok pecundang.

Mereka menurutnya harus ditangani secara politis. Hanya Itu, menurutnya, cara berurusan dengan para politisi.

“Saya belum pernah melihat orang lemah seperti itu mengenakan simbol R [menjadi Republikan],” ujar DiGenova.

Baca juga: Hasil Pilpres AS: Ajudan Trump Hampir Akui Kekalahan, Janjikan Transisi Mulus

Sehari sebelumnya, Krebs mengatakan kepada CBS 60 Minutes Trump mencoba merusak demokrasi AS. Tujuannya untuk merusak kepercayaan pada pemilu, untuk membingungkan orang, untuk menakut-nakuti orang.

Trump menyebut wawancara itu konyol, sepihak dan seperti sebuah lelucon internasional.
DiGenova bukanlah asisten dekat Trump pertama yang menyerukan kematian seorang pejabat karena ketidaksukaan presiden.

Pada awal November, mantan kepala kampanye dan ahli strategi Gedung Putih Steve Bannon mengatakan Direktur FBI Christopher Wray dan pakar kesehatan masyarakat Anthony Fauci harus dipenggal. Akunnya pun mendapat peringatan dari Twitter.

Brad Raffensperger, Sekretaris Negara Bagian Georgia yang menolak upaya untuk membatalkan kemenangan Biden di sana, mengatakan dia dan istrinya telah menerima ancaman pembunuhan dari pendukung Trump.

Baca juga: Pilpres AS: Trump Akui Kekalahan Secara Tersirat di Twitter, tapi...

Kecaman atas komentar Joe DiGenova tentang Chris Krebs dilakukan dengan cepat. Muncul juga seruan untuk pemecatannya dan tuduhan bahwa dia berperilaku seperti "pengacara massa".

“Ancaman seperti ini memicu seperti longsoran salju. Mereka meneror pelapor lain hingga diam. Itu perilaku yang pantas untuk seorang pengacara," kata Lois Clark, Kepala Eksekutif Proyek Akuntabilitas Pemerintah, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Frank Figliuzzi, mantan wakil direktur FBI, mengatakan DiGenova telah membuat "ancaman pembalasan yang melibatkan tugas resmi Krebs. Perilaku itu dinilai melanggar undang-undang federal artikel 18 USC 351.

Andrew Weissmann, mantan jaksa federal dan asisten senior untuk penasihat khusus Robert Mueller dalam penyelidikan Rusia, menge-twit bahwa pernyataan itu "mengejutkan" dan DiGenova harus setidaknya menghadapi pemecatan.

Krebs, katanya, telah menunjukkan "integritas tanpa rasa takut".

Baca juga: Trump Copot Para Ahli dari Dewan Kebijakan Pertahanan Jelang Akhir Masa Jabatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com