BUENOS AIRES, KOMPAS.com - Polisi Argentina menggeledah rumah dan kantor salah seorang dokter Diego Maradona. Mereka menyita dokumen medis sebagai bagian dari penyelidikan atas kematian bintang sepak bola berusia 60 tahun yang menimbulkan kesedihan mendalam di seluruh negara itu.
Pakar neurologi Leopoldo Luque mengatakan kepada para wartawan usai penggeledahan Minggu (29/11/2020) bahwa dia telah memberi para penyelidik semua dokumen perawatan Maradona, serta komputer, piranti keras dan ponsel.
Baca juga: Dokter Pribadi Maradona Digerebek atas Dugaan Pembunuhan Tak Disengaja
Sambil sesekali menangis, dia membela perawatannya terhadap bintang sepak bola itu, yang meninggal dunia pada Rabu (25/11/2020) karena serangan jantung pasca bedah otak pada 3 November.
"Saya tahu apa yang saya lakukan. Saya tahu bagaimana melakukannya. ... Saya sangat yakin bahwa saya melakukan yang terbaik bagi Diego, semampu saya."
Luque mengatakan dia bukan kepala dokter Maradona, tapi bagian dari sebuah tim medis.
Para penyelidik telah mulai meminta pernyataan dari keluarga Maradona, menurut pernyataan kantor kejaksaan San Isidro, yang mengawasi penyelidikan atas penanganan medis yang diterima Maradona sebelum kematiannya.
Maradona telah menderita sejumlah masalah kesehatan, sebagian akibat penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Dia dilaporkan hampir meninggal pada 2000 dan 2004.
Luque mengatakan Maradona adalah seorang pasien yang sulit dan pernah mengusir dokter itu dari rumahnya beberapa kali.
"Diego melakukan apa yang ia mau," kata Luque. "Diego perlu bantuan. Tidak ada jalan untuk meyakinkannya."
Baca juga: Digerebek, Dokter Pribadi Maradona Marah dan Menangis
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan