Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Penerapan Lockdown, 150 Demonstran Ditahan Polisi

Kompas.com - 30/11/2020, 10:24 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

LONDON, KOMPAS.com – Kepolisian Inggris menangkap 150 orang yang mengelar unjuk rasa menentang kebijakan lockdown pada Sabtu (28/11/2020).

Penangkapan tersebut merupakan upaya kepolisian untuk menekan protes anti-lockdown di London, Inggris, di tengah tensi yang terus meningkat saat penerapan lockdown di Inggris.

Kepolisian Metropolitan London mengatakan orang-orang yang ditangkap tersebut adalah mereka yang melanggar aturan pencegahan penyebaran virus corona, menyerang polisi, dan penyalahgunaan narkoba.

Penerapan lockdown di Inggris, yang melarang pertemuan massal, dijadwalkan berakhir pada 2 Desember sebagaimana dilansir dari New York Times, Minggu (29/11/2020).

Baca juga: Kemampuan Bersembunyi Pasukan Khusus Inggris, Bisakah Kamu Temukan?

Petugas polisi berbaris di beberapa jalan di distrik perbelanjaan West End dan menghadapi pengunjuk rasa di St James Park, kantor berita Reuters melaporkan.

Pengunjuk rasa anti-lockdown bergabung dengan kelompok-kelompok yang berdemonstrasi menentang vaksin Covid-19.

Para pengunjuk rasa berbaris di sepanjang jalan Oxford dan Regent. Mereka mengabaikan peringatan untuk membubarkan diri.

Malah, bentrok antara polisi dan pengunjuk rasa pecah ketika botol dan bom asap dilemparkan, Associated Press melaporkan.

Baca juga: Serial The Crown Dinilai Bisa Merusak Citra Kerajaan Inggris, Ini Sebabnya...

Meskipun penerapan lockdown dicabut beberapa hari lagi, pemerintah mengeluakan seperangkat aturan baru pada Kamis (26/11/2020).

Peraturan baru tersebut akan membagi Inggris menjadi tiga tingkatan pembatasan untuk menekan penyebaran virus corona.

Itu berarti akses ke bar dan restoran akan berbeda secara signifikan dari satu tempat ke tempat lain tergantung pada tingkatan yang ditetapkan pemerintah.

Pada tingkatan pembatasan teratas, pemerintah melarang orang-orang untuk mendatangi bar dan pub.

Baca juga: Tes Keperawanan yang Kontroversial Ditawarkan Sejumlah Klinik di Inggris

Kendati demikian, meski di suatu wilayah diterapkan tingkatan pembatasan teratas, sejumlah tempat vital seperti toko, pusat kebugaran, dan salon rambut diizinkan untuk dibuka kembali.

Selain itu, ritual keagamaan, acara pernikahan, dan olahraga di luar ruangan juga masih diizinkan.

Berbelanja untuk kebutuhan perayaan Natal juga masih diperbolehkan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengumumkan rencananya untuk melonggarkan aturan yang memungkinkan hingga tiga rumah tangga dapat berkumpul bersama pada 22-27 Desember untuk merayakan Natal.

Baca juga: Jet Tempur Inggris Cegat 2 Pesawat Militer Rusia di Laut Utara

Tetapi para ahli kesehatan memperingatkan bahwa rencana tersebut kemungkinan akan memicu peningkatan kasus Covid-19.

Di sisi lain, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa warga Inggris mendukung tindakan pembatasan yang keras dan lebih memilih untuk memprioritaskan kesehatan daripada ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com