Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas Akan Terjang Australia, Suhu Capai 47 Derajat Celcius

Kompas.com - 29/11/2020, 17:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Malam dan hari yang panas akan menciptakan kondisi yang sangat tidak nyaman," katanya.

"Kondisi malam yang panas membuat orang sulit mendapatan jeda antara hari-hari dengan suhu yang panas," tambahnya.

Menurut Nick Banks dari Palang Merah setempat, layanan Telecross REDi Australia Selatan kini telah siap untuk mengecek setiap orang yang terdaftar rentan pada hari-hari yang sangat panas.

"Kami meminta agar warga memperhatikan anggota keluarganya yang kemungkinan besar terdampak panas yang ekstrim," katanya.

Mereka yang paling berisiko termasuk orang tua, anak-anak, serta mereka yang memiliki kondisi medis dan yang beraktivitas luar ruangan.

Menurut Nick, ada beberapa tanda stres, kelelahan dan sengatan yang diakibatkan oleh suhu panas, yaitu sakit kepala, kram otot, merasa kelelahan, merasa loyo, dan pusing-pusing.

Saat terjadi gelombang panas, aktivitas di luar ruangan bisa menimbulkan risiko lebih tinggi bagi kesehatan.PIXABAY/RYAN MCGUIRE via ABC INDONESIA Saat terjadi gelombang panas, aktivitas di luar ruangan bisa menimbulkan risiko lebih tinggi bagi kesehatan.
Beberapa langkah persiapan perlu dilakukan sebelum memasuki hari-hari yang sangat panas.

Di sekitar rumah Anda bisa menggunakan tenda peneduh dan kipas angin serta memeriksa apakah AC berfungsi dengan baik.

Selain itu, pastikan Anda memiliki persediaan makanan, air, dan obat-obatan penting, termasuk menyiapkan es yang cukup di kulkas.

Nick menjelaskan pada hari-hari yang sangat panas, mereka yang rentan disarankan untuk tetap berada di dalam rumah dan menghindari panas semaksimal mungkin.

Dia mengatakan mandi air dingin, menyiram diri dengan air dingin atau menggunakan kain lembab untuk mendinginkan tubuh di siang hari juga bisa dilakukan.

Baca juga: Usai Pandemi, Kantor-kantor Australia Tetap Campur WFH dan WFO

Kapan akan berakhir?

Kondisi suhu udara yang terjadi kali ini diperkirakan tidak terkait dengan badai petir dan angin kencang, sehingga risiko bahaya kebakaran juga lebih rendah.

Namun udara panas ini akan tetap ke wilayah lainnya.

"Setelah semburan udara panas berhenti, ia bersirkulasi kembali ke Australia Barat dan akan terbentuk lagi mulai pertengahan minggu depan," jelas Jonathan How.

Agar udara panas mereda, katanya, dibutuhkan mulainya musim hujan di wilayah Australia utara.

"Itu akan mendatangkan lebih banyak awan dan hujan ke Australia tengah dan membantu menyingkirkan udara panas," jelasnya.

Saat ini, perhatian sedang tertuju pada Madden Julian Oscillation (MJO), yaitu kondisi basah yang mudah menguap yang mengelilingi khatulistiwa dan diperkirakan bergerak melintasi Australia utara pada awal Desember.

Dikombinasikan dengan La Nina yang masih terjadi, kondisi ini diperkirakan akan menyebabkan banyak hujan pada awal bulan depan.

"Hal ini pasti membantu menghilangkan udara panas itu," jelas Jonathan.

Baca juga: Muncul Laporan Kejahatan Perang di Afghanistan, Australia Bekukan 13 Tentara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com