Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Dikabarkan Meretas Perusahaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Kompas.com - 29/11/2020, 11:52 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com – Para peretas dari Korea Utara diduga telah melancarkan serangan siber terhadap produsen vaksin Covid-19 asal Inggris, AstraZeneca, beberapa pekan terakhir.

Kabar itu diungkapkan oleh dua orang sumber yang meminta untuk dirahasikan identitasnya kepada Reuters.

Menurut Reuters, para peretas Korea Utara menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp.

Setelah itu mereka mendekati staf AstraZeneca, termasuk mereka yang bekerja pada penelitian virus corona, dengan tawaran pekerjaan palsu sebagaimana dilansir dari CNN, Jumat (27/11/2020).

Baca juga: Pembelot Korea Utara Bisa Kabur Tanpa Terdeteksi, Begini Kata Korea Selatan

Para peretas tersebut kemudian mengirimi dokumen yang berisi deskripsi pekerjaa. Namun sebenarnya, dokumen itu juga berisi kode berbahaya yang dirancang untuk memberi peretas akses ke komputer korban, Reuters melaporkan.

Menurut sumber Reuters, para peretas tersebut tidak dianggap berhasil melancarkan aksinya. AstraZeneca menolak mengomentari masalah tersebut.

Sementara itu Universitas Oxford, yang bekerja sama dengan AstraZeneca dalam mengembangkan vaksin virus corona, mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC) untuk memastikan proteksinya.

"Universitas Oxford bekerja sama dengan Pusat Keamanan Siber Nasional untuk memastikan penelitian Covid-19 kami memiliki keamanan dan perlindungan siber terbaik," kata juru bicara Universitas Oxford kepada CNN.

Baca juga: Pembelot Korea Utara Lompati Pagar Setinggi 3,6 Meter untuk Kabur ke Negara Ini

NCSC belum secara langsung mengomentari masalah tersebut.

Namun, pada Jumat, NCSC mengatakan kepada bahwa mereka berkomitmen untuk melindungi aset yang paling penting, sektor kesehatan, dan penelitian serta pengembangan vaksin dari ancaman.

CNN telah menghubungi misi Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korea Utara, untuk PBB di Jenewa, Swiss untuk memberikan komentar resmi.

Akan tetapi, perwakilan Korea Utara di PBB tersebut tetapi belum mengirim tanggapan resmi.

Baca juga: Microsoft: Rusia dan Korea Utara Meretas Perusahaan Pembuat Vaksin

Dalam percakapan telepon dengan CNN, seorang anggota staf di misi tersebut menyangkal kabar tersebut dan menuduh bahwa informasi tersebut telah dipalsukan.

Laporan itu muncul setelah seorang anggota parlemen Korea Selatan mengatakan bahwa Seoul telah menggagalkan upaya Korea Utara yang bermaksud meretas perusahaan farmasi yang mengerjakan vaksin virus corona.

Berbicara pada Jumat, anggota parlemen Ha Tae-Keung tidak mengatakan kapan peretasan terjadi atau perusahaan obat mana yang menjadi sasaran.

Namun, dia mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah melakukan upaya untuk meretas perusahaan farmasi Korea Selatan yang mengembangkan vaksin virus corona.

Baca juga: Pertama Kalinya, Individu Korea Utara Miliki Akun Twitter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Global
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com