KOMPAS.com - Anggota parlemen Azerbaijan pada hari Kamis menyerukan agar Perancis dikeluarkan dari kelompok yang menengahi sengketa Nagorno-Karabakh.
Itu karena Senat Perancis mendukung klaim kemerdekaan wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan antara Azerbaijan dan Armenia sebagaimana dilansir dari AFP, Kamis (26/11/2020).
Majelis tinggi Perancis pada Rabu (25/11/2020) mengadopsi resolusi tidak mengikat yang menyerukan agar Negeri “Anggur” mengakui kemerdekaan Nagorno-Karabakh.
Langkah tersebut diambil Parlemen Perancis setelah Armenia menyetujui kesepakatan damai dengan Azerbaijan pada awal November setelah kedua negara bertempur sengit sejak akhir September.
Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia Tengah Diselidiki Adanya Dugaan Kejahatan Perang
Etnik Armenia di Nagorno-Karabakh sempat memisahkan diri dari kendali Azerbaijan setelah meletus perang pada dekade 1990-an, setelah Uni Soviet runtuh.
Sementara itu, Perancis adalah rumah bagi diaspora Armenia yang cukup besar dan berpengaruh.
Bersama dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS), Perancis menjadi ketua bersama Grup Minsk.
Grup Minsk memimpin pembicaraan untuk mencari solusi konflik antara Azerbaijan dan Armenia selama beberapa dekade tetapi gagal mencapai kesepakatan yang langgeng.
Baca juga: Sniper Iran Unggah Foto Provokasi Targetkan Presiden Azerbaijan
Dalam resolusi yang diadopsi pada Kamis, anggota parlemen Azerbaijan mendesak pemerintah untuk mengajukan banding kepada Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) untuk keluar dari Grup Minks.
OSCE sendiri merupakan badan yang mengawasi Grup Minsk.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan