Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berdaya: Akie Abe hingga Eleanor Roosevelt, Para Wanita Hebat Pendamping Pemimpin Dunia (1)

Kompas.com - 25/11/2020, 13:59 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Di balik pria yang sukses, ada perempuan hebat di sampingnya, adalah pepatah yang menggambarkan keberadaan ibu negara dan seorang presiden atau perdana menteri, adalah sama pentingnya.

Seringkali ibu negara berperan untuk mengakomodir suara masyarakat yang termarjinalkan dari lingkungan politik dan sosial-budaya, seperti perempuan, anak-anak, serta para pengungsi. 

Kendati, setiap negara memiliki kebijakan dan padangan yang berbeda-beda tentang peran ibu negara, yang seringkali dikesampingkan.

Banyak negara yang tidak mengakui peran ibu negara secara resmi. Bahkan, peran aktifnya di depan publik dinilai janggal, seperti yang terjadi di Afghanistan

Oleh karenanya, dikatakan ibu negara memiliki peran yang unik dalam kepemimpinan di dalam negeri yang tidak kalah penting. 

Berikut para perempuan hebat dari Akie Abe hingga Eleanor Roosevelt yang mampu berdaya menjadi ibu negara yang memberikan pengaruh besar dalam kinerja sang suami atas nama kepentingan masyarakat umum.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Margaret E. Knight, Gadis Penemu Paper Bag di Tengah Keterbatasannya

1. Akie Abe

Akie Abe adalah istri dari Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. Sejak Abe menjabat jadi PM pada periode pertama (2006-2007) hingga periode terakhirnya (2012-2020), Akie telah ikut aktif menjadi tokoh bangsa dengan membangun citranya sendiri.

Kepribadiannya yang berkarisma dan seorang pengamat liberal, telah membuatnya sebagai pelengkap dari suaminya yang memiliki pandangan konservatif, menurut laporan yang dilansir dari Japan Times pada Juni 2016.

Di Jepang, ibu negara tidak memiliki status pemerintahan, sehingga Akie Abe tidak mendapatkan tugas resmi, maupun anggaran dan perlindungan khusus dari polisi.

Meski begitu, ia berusaha aktif berbagi pandangan yang luas tentang pemerintahan suaminya melalui media sosial.

Ia telah sering melakukan perjalanan ke seluruh negeri untuk mendengar pendapat masyarakatnya, baik yang tua atau muda. Selain itu, dia juga sering muncul di majalah dan wawancara online untuk menyampaikan gagasannya.

Ia juga mengikuti sejumlah kegiatan kemasyarakatan di luar negeri, seperti membangun sekolah di Myanmar setelah ia kembali bersekolah dan mendapatkan gelar master dalam Ilmu Desain Sosial dari Rikkyo University pada Maret 2011.

Baca juga: Perempuan Berdaya: 10 Wanita Tangguh Dunia dalam Sejarah Sepak Bola

2. Christine Kaseba-Sata 

Christine Kaseba-Sata adalah istri dari Presiden Zambia ke-5, Michael Sata yang menjabat dari 23 September 2011 hingga ia meninggal pada 28 Oktober 2014.

Christine adalah seorang Ahli Obstetri dan Ginekologi, yang kemudian dengan penuh semangat, sepenuh hati, tanpa pamrih menawarkan layanan profesionalnya di sektor kesehatan masyarakat selama jabatan suaminya dan berlanjut hingga hampir 30 tahun.

Atas kontribusi yang luar biasa pada profesinya sebagai Dokter Kandungan-Ginekologi, ia dianugerahi Penghargaan Persekutuan Kehormatan Kolase Obstetri dan Ginekologi Amerika (ACOG) di New Orleans, Louisiana pada pertemuan klinis Tahunan ACOG ke-61, seperti yang dilansir dari laman Zambia Embassy.

Melansir Skoll, Christine memiliki pengalaman yang luas dalam kesehatan ibu dan bayi baru lahir selama bertahun-tahun.

Sehingga, ia mengkoordinasikan dan memimpin berbagai program nasional di bidang ibu yang aman, keluarga berencana, perawatan aborsi komprehensif, kebidanan darurat dan perawatan bayi baru lahir, serta tinjauan kematian ibu dan program lain yang terkait dengan kesehatan ibu.

Ia memiliki tekad dan semangat untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak-anak.

Sebagai ibu negara, ia telah menggunakan perannya untuk berjuang melawan HIV/AIDS, kanker, kekerasan berbasis Gender, pendidikan perempuan dan ketidakadilan lainnya yang mempengaruhi perempuan dan anak-anak.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Phillis Wheatley, Seorang Budak Wanita Kulit Hitam Merdeka karena Puisi

3. Roman Tesfaye

Roman Tesfaye adalah istri dari Perdana Menteri Ethiopia ke-3 dari 2012 hingga 2018, yang dikenal berpendidikan dan aktif mendukung suaminya di bidang ekonomi.

Istri PM Hailemariam Desalegn ini adalah pendukung kuat dari gerakan pemberdayaan ekonomi perempuan menuju transformasi sosial positif, seperti yang dilansir dari laman Centre for Economic and Leadership Developement.

Sejak mendirikan kantor ibu negara yang pertama dalam sejarah Ethiopia, dia telah bekerja tanpa henti dalam membangun peluang ekonomi bagi wanita di sana.

Ia menargetkan pengembangan keterampilan, menciptakan lingkungan yang mendukung, serta jaringan dan fasilitas yang memberikan akses pengusaha wanita ke pasar lokal dan ekspor.

Sebelum menjadi Ibu Negara Ethiopia, dia adalah dosen Ekonomi di Universitas Arbaminch di Ethiopia selatan dan ia juga sudah aktif mengisi posisi manajemen senior di berbagai organisasi, seperti Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia, serta Kementerian Federal Urusan Wanita.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Apa Kamu Tahu, Ini Para Pemimpin Terkuat Dunia di Zaman Kuno?

4. Rula Ghani

Rula Ghani adalah istri dari Presiden Afghanistan ke-13, Ashraf Ghani, yang melakukan gebrakan dengan tampil di depan publik dalam mendukung kerja suaminya. Berbeda dengan para pendahulunya.

Rula berharap bisa mendorong rasa hormat yang lebih besar kepada wanita dengan gebrakan yang ia lakukan.

"Saya ingin memberi wanita di luar sana keberanian dan kemungkinan untuk melakukan sesuatu untuk meningkatkan kehidupan mereka," katanya seperti yang dilansir dari BBC pada Oktober 2014.

Saat pertama kali terpilih menjadi presiden pada September 2014, Asraf Ghani telah memproklamirkan bahwa istrinya akan memililki pengaruh politik dalam pemerintahan, seperti yang dilansir dari The Guardian pada November 2014.

Rula kemudian mendirikan kantor di istana untuk memberikan nasihat tentang perbaikan kondisi setidaknya 750.000 orang terlantar di negaranya.

Peran Rula Ghani di istana kepresidenan mencerminkan peran ibu negara Amerika dan lainnya, yang sering menggunakan tempat mereka untuk mengadvokasi masalah yang dekat dengan hati mereka.

“Pemerintah perlu memiliki kebijakan yang komprehensif, di mana pengungsi bukan lagi pengungsi, tetapi warga Afghanistan yang menghadapi masalah tidak ada perumahan, pekerjaan, pendidikan, air,” kata Rula, wanita keturunan Lebanon-Afghanistan-Amerika, dalam memperjuangkan nasib pengungsi.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Diskriminasi Wanita Membuat Para Ilmuwan Ini Tidak Terkenal, Adakah yang Kamu Tahu?

5. Eleanor Roosevelt

Eleanor Roosevelt adalah istri dari Presiden AS ke-32, Franklin Delano Roosevelt yang secara dramatis mengubah peran ibu negara di dalam negeri, menurut laporan yang dilansir dari Biography pada Maret 2020.

Ia tidak puas hanya tinggal diam dan menangani masalah domestik kepresidenan, Eleanor memilih muncul di publik memberikan konferensi pers dan berbicara untuk hak asasi manusia, masalah anak serta perempuan, yang ia lakukan atas nama League of Women Voters.

Bersamaan dengan menulis kolom korannya sendiri, "My Day," Eleanor berfokus pada membantu orang miskin di dalam negerinya, menentang diskriminasi rasial dan, selama Perang Dunia II, melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mengunjungi pasukan AS.

Dia membantu menjadi mata dan telinga suaminya di seluruh negeri, memulai tur ekstensif dan melaporkan kepadanya tentang kondisi, program, dan opini publik, seperti yang dilansir dari Britannica.

Tindakannya yang tidak biasa ini menjadi sasaran beberapa kritik oleh lawan politik suaminya.

Dia menjabat sebagai ibu negara dari 4 Maret 1933 sampai Franklin Roosevelt meninggal pada 12 April 1945.

Setelah kematian Presiden Roosevelt, presiden selanjutnya, Harry S. Truman menunjuk Eleanor sebagai delegasi ke PBB, di mana dia menjabat sebagai ketua Komisi Hak Asasi Manusia (1946–1951) dan memainkan peran utama dalam penyusunan dan adopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com