Sementara itu, populasi koala di Queensland, NSW dan wilayah ibu kota ACT sudah terdaftar sebagai hewan yang rentan di bawah UU Lingkungan Hidup federal.
Hal ini memudahan pengalokasian sumber daya untuk perlindungan mereka.
Menteri Lingkungan Hidup Australia Sussan Ley mengumumkan berbagai langkah untuk melindungi koala melalui program senilai 18 juta dollar Australia atau sekitar Rp 186 miliar.
Salah satu program yang akan dilakukan yaitu "sensus" berupa pemantauan berkala setiap tahun untuk menentukan lokasi keberadaan koala, dan seberapa baik mereka hidup di lingkungan itu.
"Dari semua fokus kita tentang koala, para ilmuwan menyampaikan adanya kekurangan data lokasi populasi mereka, bagaimana keadaan mereka, dan cara terbaik memulihkan mereka setelah kebakaran hutan menghancurkan habitat mereka," kata Menteri Susan Ley.
Baca juga: Pertama Kali Sejak Februari, Tak Ada Lagi Kasus Aktif Virus Corona di Victoria
Paket tersebut juga mencakup pendanaan untuk penelitian kesehatan koala, pemulihan habitat melalui penanaman kembali, pengendalian gulma, pemagaran, pemeliharaan dan perencanaan menghadapi kebakaran.
Komisoner untuk Spesies yang Terancam, Dr Sally Box, mengatakan program ini penting setelah kebakaran besar yang menewaskan dan melukai ribuan koala.
"Pengumuman ini akan mendukung masyarakat konservasi dalam merespon kebakaran hutan musim panas 2019/20 yang berdampak pada habitat koala dan spesies terancam lainnya di Australia," katanya.
Baca juga: Peminat Bahasa Indonesia Turun Drastis di Australia, Pemerintah RI Didesak Ikut Bantu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.