Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka-duka Kota dengan Nama Aneh: Dari Dildo, Boring, hingga Hell

Kompas.com - 22/11/2020, 16:40 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

DILDO, KOMPAS.com - Banyak kota di dunia punya nama yang aneh. Beberapa memanfaatkannya untuk mendapat uang, sementara yang lain berusaha mengubahnya. Langkah mana yang paling baik?

Menemukan cara untuk membuka kesempatan bisnis dan menarik investor bukan tugas mudah bagi pemerintah kota mana pun, terutama dalam pasar global yang hiper-kompetitif dewasa ini.

Namun misi tersebut menjadi lebih sulit lagi ketika kota Anda kebetulan diberi nama mineral penyebab kanker yang penggunaannya dilarang di hampir 60 negara.

Baca juga: Anggota Parlemen Ghana Tertawa karena Mendengar Nama Desa Ini

Begitulah masalah Asbestos, komunitas kecil warga Perancis-Kanada di tenggara Quebec, Kanada.

"Seorang pegawai urusan perkembangan ekonomi kami datang ke AS tahun ini untuk menghadiri satu pertemuan, mencari kesempatan internasional," kata Caroline Payer, anggota dewan kota Asbestos.

"Orang-orang bahkan menolak kartu bisnisnya karena ada tulisan 'Asbestos' di sana, dan mereka berpikir barangkali kartunya saja berbahaya. Ketika kesan pertama Anda seperti itu, itu buruk sekali."

Penghinaan seperti itu telah mendorong Asbestos pada langkah-langkah drastis. Pada antara 14-18 Oktober, sebanyak 6.800 penduduknya akan memilih untuk mengubah nama kota itu menjadi L'Azur-des-Cantons, Jeffrey-sur-le-Lac, Larochelle, Phénix, Trois-Lacs, atau Val-des-Sources.

Awalnya hanya ada empat pilihan nama, tapi kemudian ditambah menjadi enam setelah warga mengeluh mereka tidak punya cukup pilihan.

Ini adalah proses mahal yang akan menelan biaya 100.000 dollar AS (Rp 1,4 miliar), namun para pemimpin kota yakin ini akan memberi banyak manfaat di masa depan.

Baca juga: Mudik ke Cilacap, Benarkah Nama Kota Ngapak Ini Dari Bahasa Sunda?

"Kami kehilangan kesempatan bisnis yang sangat bagus hanya karena nama kami," kata Payer. "Ini sedih sekali."

Tapi, tidak selalu begitu. Asbestos pernah menjadi mineral berharga yang ditambang di kota itu selama lebih dari seabad, untuk digunakan dalam konstruksi dan industri manufaktur.

Tambang Jeffrey seluas 2 kilometer itu menciptakan ribuan lapangan kerja yang gajinya lumayan, membentuk perkembangan dan identitas komunitas di sekitarnya.

Tapi sejak 1920-an, bermunculan bukti yang mengaitkan asbestos dengan penyakit seperti mesothelioma - sejenis kanker yang berkembang di dinding luar beberapa organ tubuh - dan kanker paru-paru.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasi bahwa pada masa lalu, lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit yang dikaitkan dengan paparan asbestos. Pada 2011, Tambang Jeffrey pun ditutup untuk selamanya.

Sejak saat itu,Kota Asbestos telah beberapa kali berusaha merombak citranya, serta menciptakan cara baru untuk mendukung ekonomi lokal.

Sempat ada percobaan untuk mengubah Tambang Jeffrey menjadi lokasi turisme, lengkap dengan fasilitas panjat tebing dan jalur sepeda gunung, namun rencana ini tidak terlaksana karena khawatir membahayakan kesehatan publik.

Baca juga: Mudik ke Solo, Mari Menelusuri Asal Nama Kota Surakarta Ini

Menurut Payer, mereka mempekerjakan konsultan pemasaran dan hubungan masyarakat untuk mendesain ulang logo dan website kota, serta mengirim perwakilan ke sejumlah perjalanan bisnis untuk membujuk perusahaan-perusahaan agar berinvestasi di kota itu.

Upaya tersebut belum berhasil hingga saat ini. "Tahun lalu, ada perusahaan yang mempertimbangkan kota kami untuk menjalankan bisnis, yang akan menciptakan 30 lapangan kerja baru," kata Payer.

"Namun salah satu kriteria utama mereka ialah memilih tempat dengan nama yang tidak akan menyebabkan masalah dalam pengiriman atau ekspor, jadi kami kehilangan kesempatan itu. Ini satu dari banyak contoh serupa dalam beberapa tahun terakhir."

Dalam konteks yang lebih luas, perjuangan Asbestos mencerminkan dampak ekonomi dari nama sebuah tempat, terutama jika nama itu menimbulkan konotasi negatif seiring waktu, atau kebetulan dianggap tidak biasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com